Pernikahan dalam Krisis: Apa Perspektif Gen-Z dari Platform X?
- Pexels: @Reynaldo Yodia
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Dalam satu dekade terakhir, angka pernikahan di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pasangan yang menikah pada 2023 hanya mencapai 1,58 juta, turun drastis dari 2,01 juta pasangan pada 2018. Fenomena ini mengundang diskusi luas, terutama di kalangan Generasi Z, yang memanfaatkan Platform X untuk berbagi perspektif mereka. Seperti yang dikutip dari jurnal komunikasi Islam (J-KIs) I Vol.5, No.1 Juni 2024
Generasi Z dan Perspektif Baru tentang Pernikahan
Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital, memiliki pandangan berbeda terhadap institusi pernikahan dibandingkan generasi sebelumnya. Di Platform X, diskusi mengenai pernikahan kerap didominasi oleh tiga isu utama:
1. Kondisi Finansial yang Tidak Stabil
Generasi Z menghadapi tekanan ekonomi, seperti biaya hidup yang tinggi, utang pendidikan, dan harga properti yang semakin mahal. Banyak dari mereka merasa belum mampu secara finansial untuk menikah. Salah satu pengguna Platform X Riki Arya S @rikiarya757: “Karena biaya untuk bikin resepsi tiap tahun meningkat. Keluarga pengen resepsi mewah beratus-ratus juta daripada tuh uang dipake buat beli rumah”
2. Ketakutan akan Resiko Perceraian
Tingginya angka perceraian di Indonesia, yang sering kali dikaitkan dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perselingkuhan, menjadi alasan utama Generasi Z menunda pernikahan.