Atlético Madrid Tak Terbendung! 12 Kemenangan Beruntun, Barcelona Tersungkur di Laga Tragis
- football-espana.net
Sepak Bola, VIVA Banyuwangi –Kemenangan dramatis Atlético Madrid di kandang Barcelona menjadi kisah epik LaLiga musim ini. Sementara Los Colchoneros mencatatkan rekor kemenangan ke-12 berturut-turut, Barcelona justru harus mengulang memori buruk 59 tahun lalu dengan tiga kekalahan kandang berturut-turut. Apa yang sebenarnya terjadi di Estadi Olimpic?
Tragedi di Estadi Olimpic
Barcelona memasuki laga melawan Atlético Madrid dengan misi penting: menutup tahun sebagai pemuncak klasemen LaLiga. Namun, kenyataan berbicara lain. Meski mendominasi permainan, Blaugrana harus puas dengan kekalahan 1-2 setelah gol dramatis Alexander Sørloth di menit-menit terakhir injury time.
Laga tersebut seolah menggambarkan ironi dalam sepak bola. Tim asuhan Hansi Flick menunjukkan permainan menyerang nan atraktif, menciptakan berbagai peluang emas, termasuk gol pembuka oleh Pedri di menit ke-30. Sayangnya, penyelesaian akhir yang kurang klinis dan penampilan luar biasa Jan Oblak di bawah mistar gawang Atlético menjadi tembok penghalang yang tak tertembus.
Sebaliknya, Atlético, yang hanya memiliki sedikit peluang berarti, mampu memaksimalkan dua momen krusial. Gol penyama kedudukan dari Rodrigo De Paul di babak kedua dan penyelesaian Sørloth di penghujung laga menghantarkan mereka ke puncak klasemen.
Atlético Madrid: Rekor Gemilang 12 Kemenangan Beruntun
Kemenangan ini menandai kemenangan ke-12 berturut-turut bagi Atlético di LaLiga musim ini, sebuah pencapaian yang menegaskan dominasi mereka di bawah arahan Diego Simeone. Dengan pertahanan solid dan serangan yang efisien, Atlético kini menjadi kandidat serius untuk meraih gelar juara.
Kunci dari rentetan kemenangan ini adalah disiplin taktis yang luar biasa. Simeone berhasil menggabungkan soliditas pertahanan klasik dengan serangan balik cepat yang mematikan. Penampilan konsisten Oblak, kreativitas Rodrigo De Paul di lini tengah, dan ketajaman Sørloth di lini depan menjadi pondasi kokoh bagi tim ibu kota.
Barcelona Dalam Krisis
Di sisi lain, kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Barcelona. Untuk pertama kalinya sejak 1965, Blaugrana mengalami tiga kekalahan kandang beruntun di LaLiga, yakni melawan UD Las Palmas (1-2), Leganés (0-1), dan Atlético Madrid (1-2). Situasi ini menempatkan Barca dalam posisi sulit, dengan hanya meraih 5 poin dari 21 poin terakhir yang tersedia.
Krisis ini semakin terlihat jelas di klasemen. Dengan 38 poin, Barcelona kini tertinggal tiga poin dari Atlético yang memuncaki klasemen dengan 41 poin. Bahkan, posisi mereka di peringkat kedua terancam oleh Real Madrid yang hanya terpaut satu poin dengan satu pertandingan di tangan.
Apa Selanjutnya?
Bagi Barcelona, hasil ini menjadi tamparan keras untuk segera melakukan evaluasi. Inkonsistensi dalam mencetak gol dan celah di lini pertahanan harus segera diperbaiki jika mereka ingin tetap bersaing di perebutan gelar.
Sementara itu, Atlético terus menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang sulit dihentikan. Dengan momentum kemenangan 12 kali beruntun, Simeone dan pasukannya kini menjadi ancaman nyata bagi semua tim di LaLiga.
Laga ini adalah cerminan sempurna dari bagaimana sepak bola sering kali tak adil. Barcelona, dengan segala dominasinya, harus menerima kekalahan menyakitkan. Di sisi lain, Atlético Madrid, dengan efisiensi yang luar biasa, melanjutkan perjalanan mereka menuju kejayaan.