Catat Tanggalnya! 12 Januari 2025, Masyarakat Cungking Banyuwangi Gelar Ritual Resik Kagungan

Proses ritual Resik Kagungan
Sumber :
  • IG @diharjoslamet

Budaya, VIVA BanyuwangiMasyarakat Lingkungan Cungking, Kecamatan Giri, Banyuwangi, akan mengadakan prosesi tradisional tahunan bertajuk "Resik Kagungan" pada Minggu, 12 Januari 2025. Acara ini dijadwalkan berlangsung mulai pukul 09.00 WIB di Bale Tajug, Lingkungan Cungking. 

Tradisi Turun-Temurun di Bulan Rajab

Madiun Kampung Pesilat : Fungsi Budaya Dalam Membentuk Kerukunan Masyarakat

"Resik Kagungan" adalah ritual yang rutin dilaksanakan setiap bulan Rajab dalam kalender Jawa, dengan tujuan untuk membersihkan dan merawat benda-benda pusaka peninggalan Buyut Cungking, leluhur masyarakat Cungking di Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Kabupaten Banyuwangi. Ritual ini menjadi wujud penghormatan terhadap warisan leluhur sekaligus bentuk pelestarian budaya lokal. 

Makna dan Tahapan Ritual

Prosesi dimulai dengan tradisi menyantap jenang Wonopuro sebagai simbol permohonan maaf kepada leluhur atas kesalahan yang mungkin dilakukan. Selanjutnya, berbagai benda pusaka seperti keris, anting, gelang, telur kerbau, gelas, dan tombak dibersihkan secara bergantian menggunakan jeruk nipis, serutan bambu, dan katul.

Dongkrek : Kesenian Daerah Pengusir Setan Dan Pagebluk

 

Pembersihan Pusaka leluhur Buyut Cungking

Photo :
  • IG : @bwitoday
Menelusuri Sejarah Kabat, Pabrik Gula Pertama di Banyuwangi

 

Pencucian juga melibatkan metode unik dengan menjatuhkan pusaka ke dalam guci berisi air untuk menghitung gelembung yang muncul. Hasilnya, jumlah gelembung tersebut ditafsirkan menggunakan aksara Jawa Carakan dan dipercaya menjadi pedoman hidup masyarakat selama setahun ke depan.

Air bekas pencucian pusaka kemudian dibagikan kepada partisipan karena dianggap membawa keberkahan. Ritual ini ditutup dengan jamuan kuliner tradisional seperti tape cengkaruk, nagasari, iwel-iwel, dan sumping pati, yang menambah kehangatan acara. 

Persiapan Panjang yang Sarat Filosofi

Persiapan ritual dimulai tiga hari sebelumnya. Pada hari ketiga, dilakukan pembersihan Bale Tajug dan pemasangan tenda. Hari kedua diisi dengan pembuatan tape cengkaruk dari nasi aking oleh ibu-ibu anggota paguyuban, yang memiliki makna filosofis sebagai simbol harapan untuk dapat bertemu kembali dengan saudara dan kerabat.

Pada malam sebelum pelaksanaan, masyarakat bersama-sama berjaga di Bale Tajug dalam tradisi yang disebut "melekan."

Sehari sebelum acara, para warga bergotong royong mempersiapkan segala kebutuhan ritual. Selama persiapan, terdapat aturan ketat, seperti larangan bagi perempuan yang sedang menstruasi untuk menyentuh benda-benda pusaka. 

Salah satu benda relik Buyut Cungking

Photo :
  • IG @visfmradio101.5

Pelestarian Budaya dan Silaturahmi

Acara "Resik Kagungan" tidak hanya sekadar ritual pembersihan benda pusaka, tetapi juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Kehadiran masyarakat umum dari berbagai daerah menambah semarak acara ini.

Partisipasi mereka dengan memberikan sumbangan atau turut serta dalam prosesi merupakan bentuk penghormatan terhadap budaya Banyuwangi. 

Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses akun media sosial komunitas setempat. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tradisi unik ini dan ikut merasakan kehangatan budaya khas Banyuwangi pada 12 Januari 2025 di Lingkungan Cungking!