Bukan Hanya Osing! Menguak Keberagaman Bahasa Jawa di Banyuwangi Selatan
- Galang Adi Pradipta/ VIVA Banyuwangi
Budaya, VIVA Banyuwangi –Banyuwangi, “The Sunrise of Java”, adalah daerah yang kaya akan keanekaragaman budaya dan bahasa. Banyak orang mengenal Banyuwangi sebagai rumah bagi Suku Using, penduduk asli dengan bahasa dan tradisi yang unik.
Banyuwangi seringkali diasosiasikan dengan bahasa Using sebagai identitas budaya lokal yang khas. Lagu-lagu buatan Demy, Catur Arum, Cak Percil, dan Syahiba Saufa selalu menyuguhkan lagu-lagu khas Banyuwangi dengan bahasa Using. Hal ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa bahasa Banyuwangi adalah bahasa Osing.
Namun, apakah benar seluruh Banyuwangi hanya berbicara dalam bahasa Using? Fakta di lapangan menunjukkan adanya keberagaman linguistik yang sering luput dari perhatian. Banyak perantau asal Banyuwangi yang dianggap bisa berbahasa Using nyatanya malah berbahasa lebih dekat dengan masyarakat Kediri-Blitar.
Di wilayah selatan Banyuwangi, bahasa Jawa menjadi bahasa sehari-hari yang tidak kalah penting dalam merepresentasikan identitas masyarakat. Fenomena ini mengungkap bagaimana keberagaman budaya di Banyuwangi kerap disederhanakan, mengabaikan dinamika sosial dan sejarah yang membentuk peta linguistik daerah tersebut.
Sudah saatnya kita menggali lebih dalam untuk memahami kekayaan bahasa Banyuwangi secara utuh, bukan sekadar membingkainya dengan stereotip yang terbatas.