Bukan Hanya Osing! Menguak Keberagaman Bahasa Jawa di Banyuwangi Selatan

Situs petilasan mbah topeng bukti kebudayaan Jawa Mataraman
Sumber :
  • Galang Adi Pradipta/ VIVA Banyuwangi

Stoppelaar mengungkap temuan ini dalam artikelnya "Eenige aanteekeningen omtren Banjoewangi" (1926), yang juga menyebutkan rencana Profesor Hazeu untuk meneliti dialek Using lebih lanjut. Dialek ini tidak hanya digunakan oleh orang Jawa-Using tetapi juga oleh komunitas Madura di timur laut Banyuwangi, yang dapat menguasainya dengan baik.

Menelusuri Sejarah Kabat, Pabrik Gula Pertama di Banyuwangi

Bahasa Using kemudian hari tidak hanya digunakan dalam komunikasi sehari-hari, tetapi juga dalam seni tradisional seperti Gandrung, Seblang, dan ritual adat seperti Barong Ider Bumi dan juga telah terkenal dalam seni hiburan terutama musik pada saat ini.

Pemerintah Banyuwangi bahkan menjadikan Bahasa Using sebagai salah satu warisan budaya yang dilestarikan melalui pengajaran di sekolah dan festival budaya. 

Bahasa Jawa Mataraman di Banyuwangi Selatan

Hubungan dan Cinta Berdasarkan Shio Ular Kayu di Tahun 2025

Bergeser ke bagian selatan Banyuwangi, kita akan menemukan masyarakat yang menggunakan Bahasa Jawa Mataraman. Bahasa ini merupakan dialek Jawa yang lebih sering ditemukan di wilayah Mataraman seperti Yogyakarta, Solo, Blitar, Kediri, Tulungagung, dan Madiun. Pengaruh Jawa Mataraman di Banyuwangi Selatan terjadi karena sejarah migrasi dan interaksi budaya.

Berbeda dengan Bahasa Using, Bahasa Jawa Mataraman memiliki tingkat tutur (ngoko, madya, dan krama) yang lebih kompleks seperti yang dikenal di Yogya-Solo. Tingkat tutur ini digunakan untuk menunjukkan tingkat kesopanan berdasarkan status sosial dan hubungan antarindividu. Perbedaan ini dapat ditelusuri dari sejarah dan letak geografis Banyuwangi yang strategis.

Melesat di Tempat Baru: Tips Jitu Beradaptasi dengan Lingkungan Asing

Sebagai daerah perbatasan Jawa Timur dengan Bali, Banyuwangi menjadi tempat bertemunya berbagai kebudayaan. Suku Using yang menetap di wilayah utara dan tengah adalah keturunan langsung Kerajaan Blambangan, sedangkan penduduk di selatan memiliki hubungan lebih erat dengan wilayah Mataraman. Bukti paling jelas terkait hubungan ini dapat dilihat dari penemuan petilasan salah satu orang Mataram yang pernah singgah dan menetap di Banyuwangi Selatan.

Halaman Selanjutnya
img_title