Gagas Kampung Lali Gadget, Achmad Irfandi Kurangi Kecanduan Gawai Anak Lewat Permainan Tradisional

Achmad Irfandi (baju merah), pendiri Kampung Lali Gadget
Sumber :
  • Dok. Kampung Lali Gadget (KLG) / VIVA Banyuwangi

Sidoarjo, VIVA Banyuwangi – Gawai merupakan perangkat yang sangat dibutuhkan oleh hampir seluruh masyarakat di era digital seperti sekarang. Berbagai macam gawai mulai dari ponsel pintar, tablet hingga laptop menjadi penunjang kegiatan sehari-hari.

Lupakan Gadget! Ini 5 Permainan Tradisional Seru dan Mendidik!

Kehadiran gawai tentunya memberikan dampak positif maupun negatif dalam pemakaian kesehariannya, terutama bagi pengguna anak-anak. Di satu sisi, gawai dapat menjadi penunjang pembelajaran melalui video-video edukatif dan variatif.

Namun, di sisi lain anak-anak menjadi ketergantungan hingga kecanduan dengan perangkat pintar yang menyebabkan perkembangan motorik hingga sosial mereka menjadi lambat.

Mendidik Anak di Era Digital: Tantangan dan Solusinya!

Kekhawatiran mengenai bahaya yang dialami anak-anak akibat kecanduan gadget inilah yang kemudian mendorong Achmad Irfandi, pemuda asli Sidoarjo, untuk menggagas Kampung Lali Gadget (KLG) pada 1 April 2018.

Kampung Lali Gadget (KLG) yang diinisiasi oleh Achmad Irfandi ini berfokus untuk menghidupkan kembali berbagai macam dolanan tradisional yang ada di penjuru Nusantara.

Mengatasi Kecanduan Gadget: Langkah-Langkah Sederhana untuk Hidup Lebih Seimbang

Bertempat di desa Pagerngumbuk, kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, program ini mengajarkan edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa hingga permainan tradisional kepada masyarakat luas.

Achmad Irfandi menjelaskan, program ini berupaya untuk mengurangi kecanduan gawai sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak tentang budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.  

“Saat ini banyak sekali anak-anak yang kecanduan gadget dan permainan tradisional belum bisa dilestarikan. Maka kita harus bisa melestarikan permainan tersebut sebagai upaya untuk mengurangi kecanduan gadget,” kata Achmad kepada banyuwangi.viva.co.id, Sabtu, 4 November 2023.

Permainan tradisional, lanjut Achmad, mempunyai banyak manfaat untuk tumbuh kembang anak seperti dalam hal motorik serta kemampuan sosial mereka. Selain itu, juga dapat membentuk karakter anak karena mereka belajar tentang pentingnya kerja sama serta saling menghargai.

Anak-anak bermain permainan tradisional di Kampung Lali Gadget

Photo :
  • Dok. Kampung Lali Gadget (KLG) / VIVA Banyuwangi

 “Anak-anak jadi punya referensi bermain yang lebih, selain hanya bermain gadget,” lanjut pemuda asal Sidoarjo itu.

Achmad menyadari saat ini masyarakat tidak bisa lepas dari berbagai macam jenis gawai karena sudah menjadi kebutuhan. Namun, melalui Kampung Lali Gadget (KLG), setidaknya Achmad bersama tim bisa menghindari anak-anak yang belum sesuai usia memegang gawai bisa lebih mengenal budaya serta kearifan lokal asli Indonesia.

“Kita tidak bisa menghilangkan gadget ya, karena gadget itu kebutuhan manusia. tapi kita bisa menghindarkan dari anak-anak yang belum usianya untuk memegang gadget,” tambah Achmad.

Kisah perjalanan Achmad Irfandi sebagai penggerak budaya melalui edukasi berbagai dolanan tradisional kepada anak-anak ini mengantarkannya meraih penghargaan Satu Indonesia Award 2021 di lingkup bidang pendidikan.

Melalui penghargaan dari Astra tersebut, ia berharap isu kecanduan gawai yang dialami anak-anak bisa diangkat secara nasional dan menjadi keprihatinan bersama. Sehingga setiap orang dapat berusaha untuk mengurangi dampak buruk dari hal tersebut.

Terakhir, Kampung Lali Gadget (KLG) ini menurut Achmad Irfandi bisa menjadi salah satu wisata yang menjadi tujuan utama bagi para orang tua untuk memperkenalkan budaya serta kearifan lokal yang ada di Indonesia.

“Semoga program ini bisa terus berkembang dan menjadi wisata edukasi jujugan orangtua yang ingin menyembuhkan kecanduan gadget pada anaknya,” pungkasnya.