30+ Kutipan Stoik Terbaik Epictetus tentang Kendali Diri, Makna Hidup, dan Kebebasan
- https://www.stoicsimple.com/top-epictetus-stoic-quotes-famous-stoicism-on-control-life-freedom/
Filosofi, VIVA Banyuwangi – Epictetus adalah seorang filsuf Stoic Yunani yang terkenal dengan karyanya Enchiridion, sering dikutip karena ajarannya yang bijaksana. Salah satu kutipan terkenalnya adalah "Kita punya dua telinga dan satu mulut supaya kita bisa mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara."
Kutipan ini, yang berakar pada prinsip-prinsip Stoicism, menekankan pentingnya mendengarkan daripada berbicara, dan mendorong kita untuk lebih banyak mengamati dan memahami daripada sekadar mengekspresikan diri.
Kutipan-kutipan Epictetus yang akan Anda temukan di bawah ini telah bertahan melampaui zaman, menjadi panduan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti pengendalian diri, makna hidup, dan kebebasan.
Ajarannya mengingatkan kita bahwa kunci dari pembelajaran dan pertumbuhan pribadi bukanlah banyaknya kata yang kita ucapkan, melainkan seberapa besar perhatian dan penghargaan yang kita berikan pada perkataan orang lain.
Melalui kutipan-kutipannya yang sederhana namun penuh makna, Epictetus merangkum inti dari filsafat Stoic: mengembangkan kebajikan diri dan meraih kedamaian batin dengan memahami serta menerima dunia apa adanya.
Kutipan-Kutipan Terbaik Epictetus
1. “Jika ada yang membuatmu marah, ketahuilah bahwa pikiranmu ikut andil di dalamnya”
2. “Kamu akan menjadi seperti apa yang sering kamu pikirkan/perhatikan”
3. “Jika kau ingin menjadi lebih baik, terimalah anggapan orang bahwa kau bodoh atau dungu”
4. “Sampai kapan kau menunda untuk mendapatkan yang terbaik bagi dirimu?”
5. “Kecantikanmu terpancar dari pilihan-pilihanmu yang baik”
6. “Jangan hanya berbicara tentang falsafahmu, tapi tunjukkan dengan perbuatan”
7. “Jika kau butuh saksi atas kebajikanmu, jadilah saksi bagi dirimu sendiri”
8. “Habiskan sisa hidupmu untuk terus berkembang”
9. “Jangan sekadar mengaku membaca buku, tapi buktikan dengan pemikiranmu yang lebih baik”
10. “Bukan hal-hal yang membuat kita kesal, tetapi penilaian kita tentang hal-hal tersebut”
11. “Situasi tidak membentuk seseorang, namun mengungkap siapa dirinya yang sebenarnya.”
12. “Jangan terlalu banyak menginginkan sesuatu, maka kau akan mendapatkan apa yang kau butuhkan”
13. “Mustahil bagi seseorang untuk mempelajari apa yang dia pikir sudah dia ketahui”
14. “Saya tidak bisa menghindari kematian, tetapi saya bisa menghindari rasa takut akan kematian.
15. “Sambutlah peristiwa dengan cara apa pun yang terjadi, inilah jalan menuju kedamaian”
16. “Semakin kita menghargai hal-hal di luar kendali kita, semakin sedikit kendali yang kita miliki.
17. “Pilihlah teman yang membuatmu menjadi lebih baik, yang kehadirannya menginspirasi”
18. “Kebahagiaan sejati tidak boleh bergantung pada hal-hal di luar diri kita”
19. “Orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya, bukanlah orang yang bebas”
20. “Kebaikan sejati ada di dalam dirimu, bukan di luar”
21. “Jika hidupmu punya fondasi yang kokoh, kau tak perlu mencari validasi dari orang lain.”
22. “Tentukan dulu ingin menjadi apa, baru lakukan apa yang perlu untuk mencapainya”
23. “Yang penting bukan apa yang menimpamu, tapi bagaimana kamu menyikapinya”
24. “Jika ada orang yang bisa membuatmu marah, berarti dia mengendalikanmu”
25. “Jangan bersedih atas apa yang belum kau punya, tapi syukurilah apa yang sudah ada padamu”
26. “Jangan berharap semua kejadian sesuai keinginanmu, tapi terimalah apa adanya”
27. “Kekayaan sejati ada pada sedikitnya keinginan, bukan banyaknya harta”
28. “Segala sesuatu yang terjadi padaku, bisa kuubah menjadi kebaikan untukku”
29. “Secangkir kesayangan tetaplah hanya cangkir. Jika pecah, relakanlah”
30. “Kita perlu persiapan matang sebelum bertindak, jangan terburu-buru melakukan sesuatu tanpa persiapan”
31. “Aku harus dipasung. Apakah aku harus meratapi nasibku?”
32. "Aku sudah berlatih untuk ini, aku sudah siap menghadapinya”
33. “Sumber kebaikan dan keburukan ada dalam dirimu sendiri”
Mengenal Epictetus dan Karyanya dari “The Enchiridion” dan “Discourses”
Epictetuslahir lahir sekitar tahun 50 M, seorang filsuf Stoic Yunani yang pemikirannya sangat memengaruhi perkembangan filsafat Barat. Lahir sebagai seorang budak, pengalaman hidupnya ini memberikan perspektif unik yang mewarnai pandangan filosofisnya.
Karya-karya utamanya, Discourses dan The Enchiridion (atau "The Manual"), menawarkan panduan praktis untuk menjalani hidup selaras dengan prinsip-prinsip Stoic. Dalam tulisannya, Epictetus tidak berkutat pada teori-teori abstrak, melainkan fokus pada etika praktis, menjadikan Stoicism sebagai jalan hidup.
Dalam Discourses, kumpulan kuliah informal yang dicatat oleh muridnya, Arrian, Epictetus menguraikan filsafat Stoic secara mendalam. Gagasan sentral ajarannya adalah bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan kejadian eksternal, kita memiliki kendali atas persepsi dan reaksi kita terhadap kejadian tersebut.
Konsep ini adalah inti dari pemikiran Stoic dan berulang kali muncul dalam ajarannya. Epictetus juga menekankan pentingnya disiplin diri dan introspeksi. Ia percaya bahwa jalan menuju kebahagiaan terletak pada pemahaman tatanan alam semesta, menerimanya, dan hidup selaras dengannya.
Ajarannya mendorong individu untuk berfokus pada apa yang ada dalam kendali, pikiran, dorongan, dan keinginan merek serta melepaskan apa yang berada di luar kendali kita.
The Enchiridion adalah sebuah manual singkat berisi ajaran-ajaran Epictetus yang disusun oleh Arrian, meringkas inti filosofinya menjadi petuah-petuah praktis. Karya ini secara khusus membahas penerapan filsafat dalam kehidupan sehari-hari, menekankan ketahanan, pengendalian diri, serta pentingnya kebebasan dan tanggung jawab pribadi.
Bimbingan Epictetus dalam The Enchiridion bersifat langsung dan pragmatis, menganjurkan kehidupan yang bermoral, di mana kebahagiaan seseorang tidak bergantung pada harta benda atau status eksternal, melainkan pada pengembangan etika pribadi dan kekuatan batin.
Ajarannya, baik dalam Discourses maupun The Enchiridion, telah bertahan selama berabad-abad, memengaruhi banyak orang yang mencari filsafat yang didasarkan pada ketahanan, ketenangan, dan pengelolaan tantangan hidup yang bijaksana.