Fasilitas Toilet di Djawatan Akhirnya Dibangun, Tapi Sumber Dananya Misterius?
- Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Pengelola wisata Djawatan mulai membangun fasilitas toilet baru untuk pengunjung. Toilet tersebut berlokasi di ujung barat, dekat sungai, dengan rencana pembangunan 10 bilik yang akan digunakan sebagai fasilitas sanitasi.
Sebelumnya, wisata Djawatan tidak memiliki fasilitas toilet gratis. Pengunjung harus membayar Rp2.000 untuk menggunakan toilet yang dikelola oleh Koperasi Trembesi, yang merupakan pengelola wisata sebelum beralih ke PT Perhutani Alam Wisata (Palawi).
Saat ini, proyek pembangunan masih dalam tahap pembuatan pondasi dengan kedalaman 60 cm. Menurut kepala tukang di lokasi, proses pencampuran pasir dan semen dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin molen.
"Kami mencampur pasir dan semen secara manual karena hanya untuk pondasi. Nantinya, dinding akan menggunakan bata ringan dengan perekat khusus, bukan semen dan pasir," ujarnya.
Pembangunan toliet.
- Roni Subhan/ VIVA Banyuwangi
Namun, ada hal yang menjadi sorotan dalam proyek ini. Di lokasi pembangunan, tidak ditemukan papan nama proyek atau informasi mengenai sumber dana yang digunakan. Padahal, sesuai dengan regulasi yang berlaku, proyek yang dikerjakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib memasang papan informasi sebagai bentuk transparansi.
Ketua Perkumpulan Pendopo Semar Nusantara (PSN), Uny Saputra, menyoroti hal ini dan menegaskan bahwa pemasangan papan nama proyek merupakan kewajiban yang diatur dalam berbagai regulasi.
"Pemasangan papan nama proyek bukan sekadar formalitas, tetapi bagian dari transparansi yang wajib dilakukan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sudah mengamanatkan pentingnya keterbukaan dalam pelaksanaan proyek. Selain itu, peraturan dari Kementerian Pekerjaan Umum juga mewajibkan papan informasi sebagai bentuk pengawasan publik," tegasnya.
Lebih lanjut, Uny Saputra menambahkan bahwa tanpa adanya papan nama proyek, publik tidak bisa mengetahui sumber dana, siapa pelaksana proyek, serta durasi pengerjaan.
"Ketika proyek seperti ini tidak memiliki papan informasi, masyarakat sulit melakukan pengawasan. Ini bisa memicu dugaan terkait transparansi anggaran dan akuntabilitas pelaksana proyek. Jika proyek ini menggunakan dana publik atau melibatkan BUMN, maka wajib ada keterbukaan," imbuhnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak pengelola wisata Djawatan belum memberikan keterangan terkait alasan tidak adanya papan proyek di lokasi pembangunan toilet tersebut.