5 Tanda Hubungan Transaksional yang Ramai lewat “Selain Donatur Dilarang Ngatur”
- https://www.pexels.com/photo/man-and-woman-wearing-brown-leather-jackets-984950/
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Pernah dengar istilah “Selain Donatur Dilarang Ngatur” yang belakangan ramai di media sosial? Frasa ini awalnya muncul sebagai sindiran dalam dunia donasi, tapi sekarang banyak dipakai buat menggambarkan hubungan yang penuh hitung-hitungan. Biasanya, ini terjadi dalam hubungan romantis di mana salah satu pihak merasa punya hak lebih karena sudah “memberi” sesuatu, baik itu uang, perhatian, atau dukungan lainnya.
Alih-alih didasari cinta atau kepedulian, hubungan ini lebih ke sistem barter emosional yang bisa bikin salah satu pihak merasa dirugikan. Nah, sebelum kebablasan terjebak dalam hubungan kayak gini, yuk cek lima tanda berikut ini!
1. Hubungan dilihat dari manfaat saja
Dilansir Marriage,kalau hubungan lebih banyak dihitung dari "aku dapat apa?", bisa jadi ini udah masuk ranah transaksional. Misalnya, karena pasangan laki-laki dianggap pencari nafkah utama, pihak lain fokus pada seberapa besar penghasilannya. Sebaliknya, kalau pasangannya mengurus rumah, ada ekspektasi tinggi buat hasil masakannya enak, rumah selalu bersih, dan anak-anak terurus. Jadi, kalau salah satu "kontribusi" ini berkurang, hubungan pun bisa goyah.
2. Penuh ekspektasi yang harus dipenuhi
Wajar sih kalau punya harapan dalam hubungan. Tapi kalau ekspektasi ini lebih ke "aku kasih ini, jadi kamu harus kasih itu", hati-hati. Hubungan transaksional sering kali dibangun di atas harapan tertentu, entah itu soal uang, status sosial, atau keuntungan lainnya. Jadi, kalau salah satu pihak gak bisa "membayar" ekspektasi itu, hubungan bisa langsung terasa hambar atau bahkan bermasalah.
3. Kurangnya kekompakan dengan pasangan
Di hubungan yang sehat, pasangan itu seperti satu tim. Saling dukung, saling bantu, dan punya tujuan bersama. Tapi kalau hubungan transaksional, sering kali justru terasa kayak dua orang yang jalan sendiri-sendiri, cuma terhubung karena ada sesuatu yang bisa didapatkan dari satu sama lain. Ujung-ujungnya, visi dan tujuan hidup bisa beda jauh, bahkan bikin hubungan terasa makin jauh juga.
4. Ada sistem “Reward” dan “Pinalti”
Pernah ngerasa harus “membayar” sesuatu demi mendapatkan perhatian atau perlakuan baik dari pasangan? Nah, ini salah satu tanda hubungan transaksional. Kalau kamu memenuhi ekspektasi pasangan, mungkin kamu bakal dapat hadiah, entah berupa perhatian lebih, pujian, atau materi. Tapi kalau gak memenuhi ekspektasi, meskipun gak ada hukuman langsung, kamu bisa merasakan dampaknya, seperti pasangan yang tiba-tiba dingin atau menarik diri.
5. Minimnya koneksi emosional
Hubungan yang sehat biasanya dipenuhi dengan kehangatan dan perhatian. Tapi di hubungan transaksional, satu-satunya hal yang penting adalah hasil akhir. Selama tujuan atau ekspektasi terpenuhi, hal-hal emosional seperti merayakan momen spesial atau sekadar ngobrol dari hati ke hati jadi hal yang gak terlalu diprioritaskan. Akibatnya, hubungan terasa kering dan kurang mendalam.
Gimana? Ada tanda-tanda yang relate sama hubungan kamu? Kalau ada, coba komunikasikan dengan pasangan, ya!