5 Sisi Gelap 'Cancel Culture' di Dunia Hiburan, Antara Keadilan dan Kebencian

Ilustrasi Social Media
Sumber :
  • Freepik: freepik

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Istilah "cancel culture" atau budaya pembatalan belakangan seringkali menghiasi pemberitaan di dunia hiburan. Seorang artis atau tokoh publik "dibatalkan" karena dianggap melanggar norma sosial, lalu karirnya terancam hancur. Sebenarnya, apa sih fenomena ini? Yuk, kita bahas 5 sisi gelapnya!

1. Hukuman Tanpa Pengadilan, Hilangnya Kesempatan Membela Diri:

Ilmu Parenting Sederhana: Fondasi Kuat untuk Orang Tua Hebat

Cancel culture seringkali menghakimi seseorang tanpa proses yang adil. Tuduhan beredar di media sosial, lalu hujatan dan ajakan untuk memboikot pun berdatangan. Belum tentu semua tuduhan itu benar, tapi kesempatan untuk membela diri seringkali tak diberikan. Orang tersebut langsung dicap bersalah dan "dihukum" secara sosial.

2. Proporsi yang Tidak Seimbang, Kesalahan Kecil Berujung Petaka:

Terkadang, kesalahan kecil atau candaan yang salah tempat bisa berujung pada hukuman yang sangat berat. Kita lupa bahwa setiap orang pernah berbuat salah, dan semua orang berhak mendapat kesempatan untuk belajar dan berkembang. Cancel culture seringkali tidak mempertimbangkan proporsi hukuman yang setimpal dengan kesalahan.

3. Tekanan dari Massa, Bukan Niat Tulus Mencari Keadilan:

4 Bekal Wajib Biar Kamu Gak Gagal Jadi Sukses!

Di balik cancel culture, terkadang ada motivasi lain selain mencari keadilan. Ada tekanan dari massa, keinginan untuk viral, atau bahkan permusuhan pribadi yang dibalut dengan isu moral. Niat tulus untuk memperbaiki kesalahan seringkali kalah dengan tekanan dari netizen yang emosional.

Halaman Selanjutnya
img_title