4 Cara Keluar Dari Jebakan Depresi Tanpa ke Dokter

Ilustrasi depresi
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Gaya Hidup, VIVA BanyuwangiDepresi merupakan gangguan kesehatan mental yang mana penderitanya mengalami masalah emosional dan fisik.

Banyuwangi Batik Festival Digelar Akhir Pekan ini, Angkat Motif Batik Lawasan Jenon

Gangguan depresi memengaruhi bagaimana cara seseorang berpikir dan bertindak, yang paling umum biasanya ditandai dengan suasana hati yang idak bagus terus-menerus, rasa sedih berlebihan, hingga hilangnya minat pada hal-hal tertentu.

Ada berbagai faktor yang membuat seseorang menderita depresi, diantaranya faktor generik, faktor hormon, dan zat kimia yang terdapat di dalam otak.

Surga Kuliner Tradisional yang Menggugah Selera di Serambi Mekkah

Selain itu, datangnya depresi turut dapat dipicu oleh peristiwa traumatis, tekanan batin.

Seseorang yang memiliki gangguan depresi membutuhkan waktu ekstra untuk mengembalikan kondisi tubuh dan pikirannya seperti sedia kala.

Menjelajahi Khazanah Kuliner Tradisional Aceh Tenggara

Tentunya, kondisi tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bisa berdampak tidak baik dalam jangka waktu panjang.

1. Lakukan Hal yang Kamu Suka

Mengisi kegiatan dengan melakukan hal-hal positif favoritmu menjadi langkah kecil yang akan berdampak besar untuk keluar dari depresi.

Kegiatan ini bisa dimulai dengan mengerjakan hobi, jalan-jalan, atau mencari kegiatan baru yang belum pernah kamu coba.

2. Olahraga

Ketika olahraga, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin yang bisa menyalurkan energi positif untuk tubuh sehingga sangat baik untuk kesehatan mental kamu.

Lakukan olahraga yang kamu suka dan sesuai dengan kapasitasmu.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Mengkonsumsi makanan sehat menjadi cara sederhana selanjutnya yang bisa diterapkan untuk keluar dari gangguan depresi.

Kurangi konsumsi alkohol, kafein, makanan mengandung pengawet, serta makanan berminyak untuk menjaga kondisi tubuh dan otak.

4. Jalin Relasi dengan Orang Lain

Mulai kembali menjalin relasi dengan orang lain.

Cari teman ngobrol yang satu frekuensi sebagai tempat untuk bertukar cerita dan memberikan saran.

Dengan ngobrol dan saling bertukar pikiran maka akan melatih kinerja otak.