Tragedi Rantau: Kisah Pilu Siti Maimunah, TKW yang Tak Pernah Pulang

Rumah mendiang Siti Maimunah di Genteng
Sumber :
  • Agung Subastian/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kabar duka menyelimuti keluarga di Banyuwangi dengan berpulangnya Siti Maimunah (51), seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang telah bekerja di Hong Kong selama sembilan tahun. Wanita yang berasal dari Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, ini meninggal dunia pada 23 Oktober 2024 akibat sakit yang dideritanya. Kepergiannya menorehkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarganya di Indonesia tetapi juga komunitas pekerja migran di Hong Kong, tempat ia selama ini aktif berkontribusi dalam kegiatan sosial.

Waspada! Tubuh Berteriak: Ini Tanda Kamu Kelelahan Saat Naik Motor

Muhammad Koim, Koordinator Divisi Advokasi Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Banyuwangi, membenarkan kabar tersebut. “Iya, benar. Kami sudah mendapatkan informasi resmi dari perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong terkait kematian Siti Maimunah. Kami juga telah melakukan kunjungan pendampingan kepada keluarga di Kecamatan Genteng dan saat ini sedang mengurus pemulangan jenazah,” jelas Koim dalam konfirmasinya pada Jumat, 8 November 2024.

Siti Maimunah, Sosok Pekerja Keras dan Aktif dalam Kegiatan Sosial

Siti Maimunah dikenal sebagai sosok pekerja keras yang telah bekerja di luar negeri sejak anak-anaknya masih usia sekolah. Sejak terakhir kali memperbarui kontrak kerjanya, ia bahkan tidak pernah pulang selama sembilan tahun, memilih untuk tetap bekerja di Hong Kong demi kesejahteraan keluarganya. Menurut cerita keluarganya, di sela-sela waktu bekerja, ia aktif dalam kegiatan sosial bersama komunitas pekerja migran Indonesia di Hong Kong, termasuk terlibat dalam organisasi pengajian yang diikuti oleh para TKW.

Motormu Berisik? Jangan Diabaikan! Ini Tanda Pasti Waktunya Service Besar!

Fitriana, anak pertama Siti Maimunah, mengungkapkan rasa terkejut dan duka mendalam saat menerima kabar kepergian ibunya. “Biasanya Ibu rutin menelepon kami dan selalu memberi kabar. Beberapa hari sebelum ada kabar duka, beliau tiba-tiba tidak menghubungi atau mengangkat telepon,” kata Fitriana, mengenang. “Kami awalnya cemas, dan tiba-tiba majikan beliau mengirimkan pesan lewat WhatsApp, mengabari bahwa Ibu sakit dan koma. Mereka juga mengirimkan foto dan video beliau yang tengah dirawat di rumah sakit, hingga akhirnya kami mendapat kabar beliau meninggal dunia,” ungkapnya dengan pilu.

Proses Pemulangan Jenazah: Bantuan dari SBMI dan Pemerintah

Menurut informasi yang disampaikan oleh SBMI Kabupaten Banyuwangi, jenazah Siti Maimunah dijadwalkan akan diterbangkan dari Hong Kong pada Sabtu, 9 November 2024. Jenazah tersebut akan tiba di Bandara Juanda, Sidoarjo, dan kemudian diantarkan ke rumah duka di Kecamatan Genteng, Banyuwangi. “Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Disnaker Provinsi Jawa Timur untuk melengkapi administrasi serta memfasilitasi ambulans gratis yang akan mengantarkan jenazah dari Bandara Juanda ke rumah duka,” terang Koim. “Kami berharap semua berjalan lancar dan jenazah bisa tiba di rumah pada Sabtu tengah malam atau Minggu dini hari.” tambah Koim saat dihubungi Banyuwangi.viva.co.id.

Hak-hak Almarhumah Masih Dalam Proses Koordinasi

Motor Meraung, Oli Menangis? 7 Tanda Ini Bocorkan Rahasia Mesinmu!

Muhammad Koim juga menambahkan bahwa pemenuhan hak-hak almarhumah sebagai pekerja masih akan terus dikoordinasikan dengan instansi terkait. “Dari informasi yang kami terima, semua biaya pemulangan telah ditanggung oleh majikan. Namun, untuk hak-hak lainnya seperti jaminan sosial kematian, masih akan kami koordinasikan dengan Disnaker Provinsi Jawa Timur dan perusahaan penyalur tenaga kerja atau PT yang bertanggung jawab,” jelas Koim.

Kesedihan Keluarga dan Pesan bagi Pekerja Migran

Kabar duka ini menjadi pengingat bagi banyak keluarga yang memiliki anggota keluarga bekerja sebagai TKW di luar negeri. Keluarga Siti Maimunah yang telah lama menantikan kepulangannya kini harus merelakan kepergian beliau untuk selamanya. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi dan perhatian terhadap kesehatan para pekerja migran, yang kerap menanggung beban kerja yang berat jauh dari keluarga.