Cerita Warga Banyuwangi di Rumah Reyot, Tetap Tegar Menghadapi Kesulitan Jelang Lebaran
- Jumroini Subhan
Banyuwangi – Hari Raya Idul Fitri tinggal menghitung hari, sebagian masyarakat mulai sibuk mempersiapkan keperluan untuk merayakan Lebaran 2023. Tapi, tidak bagi Riyadi dan cerita rumah reyot miliknya.
Para perantau pun, sudah nampak berdatangan untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halaman, sehingga kerap dijumpai wajah-wajah baru di beberapa desa.
Namun, ketika sebagian warga sibuk mempersiapkan keperluan Lebaran 2023, ada sisi lain dari kehidupan seorang warga yang hidupnya jauh dari kata sejahtera.
Riyadi, warga yang tinggal di Desa Tampo, Cluring
- Jumroini Subhan
Riyadi (65) ini tinggal di Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Kehidupan sehari-harinya cukup membikin prihatin.
Selain hidup sebatang kara setelah bercerai dengan sang istri, Riyadi tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehari-harinya kadang bekerja sebagai buruh tani.
“Saya tinggal sendirian di sini. Saya pernah menikah pada tahun 80-an, dan semenjak bercerai sampai sekarang, saya hidup sendirian," ungkapnya, Kamis (20/4/2023).
Riyadi tinggal di rumah reyot. Hampir semua dinding rumahnya terbuat dari bambu, dan sekarang mulai lapuk juga usang. Bahkan pintu kayunya sudah tak layak karena usia.
Potret kemiskinan di Banyuwangi
- Jumroini Subhan
Meski begitu, Riyadi masih bisa bersyukur atas karunia Tuhan yang diterimanya. Kesabaran yang melekat pada dirinya cukup membuatnya bahagia, meski hidup serba keterbatasan.
“Keseharian saya bekerja sebagai buruh tani. Kalau rumah, yang penting bisa digunakan untuk berteduh," ucap Riyadi saat ditemui di pelataran rumahnya.
Ketika ditanya soal bantuan, Riyadi menjawab bahwa ia belum pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah.
Sementara itu, pantauan jurnalis Banyuwangi Viva.co.id menjelaskan bahwa Riyadi membangun rumah tersebut di atas tanah milik orang lain.
