Banyak Aplikator Baru Keluar Masuk Jember, Rekrut Driver Terus Hilang

Para driver online mengikuti sosialisasi di Dinas Perhubungan Jember
Sumber :
  • Sugianto/ VIVA Banyuwangi

Jember, VIVA Banyuwangi – Banyak aplikator baru yang keluar masuk di Jember dan merekrut sejumlah driver, namun setelah itu kadang terus menghilang.

Sekda Jember Ditahan Polda Jatim, Diduga Korupsi Proyek Billboard

Hal itu diungkapkan salah satu pengurus Forum Komunikasi Jember Online Bersatu (FKJOB) Eko Prihastomo kepada wartawan VIVA Banyuwangi.co.id di Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Rabu (16/8/2023).

“Aplikator disini sangat banyak, tapi keluar masuk. Itu banyak contohnya, dan teman-teman di jalan sudah tahu itu,” katanya.

Dwight Yorke Sarankan Manchester United Rekrut Darwin Nunez dari Liverpool

Menurut driver Ojol yang akrab disapa Eko, rata-rata aplikasi yang baru dan sedang jalan itu tidak memiliki kantor di Jember.

“Jadi teman-teman driver jika ada case-case (kasus) tertentu, yang membutuhkan penanganan langsung tidak ada,” ungkapnya.

TKW Jember Terjebak Perdagangan Orang Keluarga Tuntut Transparansi Kasus

Untuk sementara ini, kata Eko, aplikator yang besar hanya dua di Jember dan memiliki kantor.

Bahkan Driver tu juga menceritakan, dulu sempat ada yang datang ke Jember dan merekrut driver yang banyak dan juga ada beberapa yang daftar.

“Atribut seperti helm, jaket dan pendaftaran mereka (Calon driver) bayar sendiri. Semua 500 ribu dan ini kan merugikan sekali, dan hanya berjualan jaket,” bebernya.

“Mungkin kalah saing dengan yang sudah ada, kemudian mereka (aplikator) yang sepi sudah cabut,” sambungnya.

Seharusnya, kata Eko, aplikator yang baru itu memiliki kantor di wilayah tempat kerjanya, termasuk juga ada izin dari pemerintah terkait terkait dengan hal ini.

“Banyak aplikasi yang tidak ada kantornya dan rekrutment driver juga secara online. Jadi kita yang ada tidak bisa komunikasi,” ujarnya.

Dirinya menambahkan, memang diera yang serba teknologi ini sangat mudah untuk membuat aplikasi, maka dari itu ini perlu peran pemerintah terkait untuk menertibkan.

“Termasuk kurangnya pengawasan dari pemerintah, jadinya seperti itu,” pungkasnya.