Siswi SMA 3 Muhammadiyah Jember Temukan Aplikasi Pendeteksi Potensi Jentik Nyamuk Penyebab DBD

SMA 3 Muhammadiyah Jember Temukan Aplikasi Deteksi Jentik
Sumber :
  • Palupi Ambarwati/ VIVA Banyuwangi

Jember, VIVA Banyuwangi –Sebagai upaya pencegahan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sering terjadi di wilayah Jember, SMA 3 Muhammadiyah Jember mengembangkan aplikasi inovatif bernama LarvaeCam. Aplikasi ini bertujuan untuk mendeteksi potensi jentik nyamuk penyebab DBD atau malaria dengan akurasi tinggi, sehingga bisa membantu petugas kesehatan dalam mencegah penyebaran penyakit.

Kereta Panoramic Hadir di Wilayah Tapal Kuda, Tawarkan Pengalaman Baru Menikmati Alam

Joice Amirah Lesmana, pengembang aplikasi LarvaeCam, menjelaskan cara kerja aplikasi ini. "Proses dimulai dengan pengambilan sampel larva nyamuk yang ditemukan di sekitar pemukiman warga, seperti di kamar mandi atau area genangan air. Setelah itu, sampel larva tersebut diperiksa dan dipastikan apakah terdapat bibit jentik nyamuk penyebab DBD atau malaria," ujarnya.

SMA 3 Muhammadiyah Jember Temukan Aplikasi Deteksi Jentik

Photo :
  • Palupi Ambarwati/ VIVA Banyuwangi
Sterilisasi Gereja Katolik Santo Yusuf Jember Jelang Misa Natal oleh Polres Jember

Setelah larva ditemukan, langkah selanjutnya adalah melakukan fixasi untuk menjaga morfologi sampel agar tidak rusak. Kemudian, larva tersebut akan ditempatkan di wadah tertentu dan difoto menggunakan kamera dengan pembesaran hingga 200 kali, yang terintegrasi langsung dengan aplikasi LarvaeCam. "Hasil foto tersebut kemudian diolah dalam aplikasi untuk mengenali bentuk larva secara otomatis, dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu 10-15 menit dengan tingkat akurasi mencapai 99%," jelas Joice.

Inovasi ini diharapkan dapat membantu Dinas Kesehatan di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang kekurangan ahli entomologi, dalam memetakan jenis larva nyamuk sebelum tindakan pencegahan dilakukan. Selama ini, pemeriksaan jentik nyamuk di rumah-rumah warga hanya dilakukan dengan metode konvensional oleh Juru Pemantau Jentik (Jumantik), yang hanya menghitung jumlah jentik di kamar mandi.

Diduga Bunuh Diri, Mahasiswa FISIP Universitas Jember (UNEJ) Jatuh dari Lantai 8

Di Jember, yang sering mengalami masalah DBD, aplikasi ini bisa menjadi solusi tepat untuk deteksi dini

Ke depan, diharapkan aplikasi ini tidak hanya bisa digunakan di Jember, tetapi juga di daerah-daerah lain di Indonesia untuk mengurangi angka kejadian DBD melalui deteksi dan pencegahan dini.