Terus Menghindar, Kasek SMPN 4 Banyuwangi Bungkam Soal Kasus Kekerasan
- Fitri Anggiawati/VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Kepala sekolah (Kasek) SMPN 4 Banyuwangi berinisial S terus menghindar saat hendak dikonfirmasi soal kasus kekerasan antar pelajar di lingkungan sekolah yang melibatkan anak didiknya pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Ia sama sekali tak menanggapi pesan atau panggilan telepon yang tertuju padanya, meski sekedar untuk memvalidasi upaya penanganan atas kasus tersebut saat isu baru mulai merebak.
Terbaru, S tampak datang ke Polresta Banyuwangi mewakili lembaga pendidikan yang dipimpinnya serta dinas pendidikan untuk mengikuti diversi yang mempertemukan korban dan pelaku beserta keluarga, kuasa hukum, dinas sosial serta balai pemasyarakatan.
Dirinya terus melakukan upaya menghindar, bahkan saat terakhir dicoba untuk dikonfirmasi, ia pergi dengan dalih hendak beribadah di masjid terdekat di lingkungan polresta, namun justru pergi dengan menumpangi sebuah kendaraan roda empat.
Sementara itu, menurut tim kuasa hukum korban Nur Abidin mengaku bahwa saat diversi berlangsung, kasek mengungkapkan bahwa ia bertanggung jawab sepenuhnya dan menginginkan kasus tersebut dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan.
Ia menggarisbawahi bahwa pihaknya menyayangkan upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah dan dinas pendidikan karena hanya berfokus pada kasus.
"Mengapa harus fokus pada titik perkaranya, mengapa tidak fokus kepada traumatik anak yang sementara ini belum dilakukan sama sekali," ujarnya kepada Banyuwangi.viva.co.id.
Untuk diketahui, menurut keterangan kuasa hukum korban, diketahui bahwa kasus kekerasan antar pelajar terjadi tak hanya satu kali di sekolah tersebut.
Kepala sekolah juga disorot atas upayanya mengintervensi penyelesaian kasus tersebut dengan meminta keluarga korban untuk mencabut laporan yang dilayangkan ke Polresta Banyuwangi, saat korban masih dalam keadaan dirawat intensif di rumah sakit.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sebelumnya juga telah buka suara dan mengatakan bahwa kasus yang terjadi di SMPN 4 Banyuwangi sebagai tolok ukur kinerja kepala sekolah.
Ipuk yang menyesalkan kasus tersebut segera melakukan upaya evaluasi secara menyeluruh terhadap kepala sekolah dan jajaran pendidik lainnya di sekolah tersebut maupun di sekolah lain yang ada di wilayah kepemimpinannya.