Sejak Awal, Jemaah Umroh Diduga Terlantar Telah Miliki Firasat

Para jemaah umroh yang diduga terlantar sebelumnya memiliki firasat
Sumber :
  • Sugianto /VIVA Banyuwangi

Jember, VIVA Banyuwangi - Sejak mulai awal keberangkatan, jemaah umroh asal Jember yang diduga terlantar telah memiliki firasat kurang baik.

TKW Jember Terjebak Perdagangan Orang Keluarga Tuntut Transparansi Kasus

Para jemaah umroh dari PT Berkah Zamzam telah merasakan firasat kurang baik, ketika awal berangkat dari Jember menuju bandara, yang tidak sesuai kesepakatan diawal.

Seperti pengakuan Syaiful Bahri, salah satu Jemaah Umroh asal Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, yang menyampaikan, awal keberangkatan dirinya naik bus dari Jatiroto menuju Bandara Surabaya, lalu terbang ke Jeddah.

Pantai Papuma Jember: Keajaiban Pasir Putih di Ujung Timur Jawa

"Ternyata dari Jatiroto dioper ke Sidoarjo, naik bus lagi untuk ke Jakarta. Ternyata naik bus odong-odong ke Jakarta," katanya, saat ditemui wartawan di Polres Jember, Jumat 3 November 2023.

Dengan itulah, para jemaah menyampaikan jika ini tidak sesuai dengan yang dijanjikan diawal. Apalagi sesampainya di Jakarta, para jemaah harus menunggu beberapa hari dan tidak langsung berangkat.

Jember: Permata Wisata di Tapal Kuda

"Itu cuma janji saja, lewat surabaya. Firasat jemaah semua, mungkin ini sudah ditipu, soalnya tiket sampai Jakarta belum beli, nunggu 3 hari disana (Jakarta)," terang Syaiful.

Salah satu jemaah umroh itu merasa ditipu, karena selain perjalanan ke Jakarta, para jemaah juga translit di Malaysia.

"Ini kan kepandaian travel, biar cari yang murah. Ini di transit ke Malaysia dan nunggu 5 jam disana menuju Jeddah. Dari Malaysia, ikut Air Asia," ungkapnya.

Kendati begitu, karena para jemaah umroh ini niat untuk ibadah ke Arab Saudi, jadi mereka masih cukup sabar meskipun tidak sesuai perjanjian diawal.

"Orang-orang itu masih sabar, soalnya dalam perjalanan masih. Dan itu tidak sesuai, tapi tidak kembali dan tetap berangkat," kisah Syaiful.

Karena merasa dirugikan, dan tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan yang berkisar Rp.36 jutaan, akhirnya bersama dengan jemaah yang lain melaporkan peristiwa ini ke Polres Jember.