Kronologi Kasus Penusukan Murid di Korea Selatan yang Berakhir Tragis

Kasus guru tusuk murid di kota Daejeon, Korea Selatan
Sumber :
  • thekoreaherald.com

Korea Selatan, VIVA BanyuwangiKemarin, Senin, 2 Februari 2025, sebuah kabar mengenaskan datang dari dunia pendidikan di Korea Selatan. Di mana kemarin, seorang murid dilaporkan tewas setelah mendapat beberapa luka tusukan di tubuhnya. 

Rekomendasi 5 Drama Korea Lee Hyeri Terbaik yang Sayang Kalau Tidak Ditonton

 

Kejadian ini terjadi di sebuah sekolah dasar yang ada di kota Daejeon, Korea Selatan. Melansir dari situs thekoreaherald.com, petugas kepolisian melaporkan bahwa ada seorang murid perempuan berusia 8 tahun, yang ditemukan meninggal dunia di sekolah dengan beberapa luka tusukan di tubuhnya. 

Cerita Anthony Mackie Yang Menempa Jalurnya Sendiri Sebagai Captain America Yang Baru

 

Saat ditemukan, murid tersebut tidak sendiri. Tetapi bersama seorang guru berjenis kelamin perempuan, yang juga mengalami luka tusuk di tubuhnya. Setelah ditemukan oleh petugas, sang guru yang diketahui masih hidup, langsung dievakuasi untuk mendapat perawatan. 

Resep Bulgogi Halal dan Lezat, Semur Daging Ala Korea!

 

Kronologi Kejadian 

 

Kasus ini pertama kali terungkap setelah sepasang orangtua murid mendapat laporan dari tempat les kalau anaknya, tidak muncul di tempat les tersebut. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 16.50 waktu Korea Selatan. Setelah dilacak, ternyata ponsel murid tersebut berada di ruang multimedia di sekolah. 

 

Orangtua murid tersebut akhirnya melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian dan sekolah. Di sisi lain, pihak kepolisian mengaku juga mendapat laporan dari seorang supir bus, yang sudah kenal dan sering mengangkut anak murid yang hilang tersebut. 

 

Sang supir bus mengaku bahwa di jam biasa anak tersebut pulang, ia tidak muncul. Merasa khawatir, ia pun melapor pada pihak kepolisian. Setelah mendapat laporan dari dua pihak, polisi langsung bergerak pergi ke sekolah untuk mencari murid tersebut. 

 

Dan ternyata, persis seperti GPS dari ponselnya, murid tersebut benar berada di ruang multimedia sekolah namun dalam kondisi nahas. Di mana saat ditemukan, murid tersebut sudah terkulai lemas dengan tubuh bersimbah darah, akibat beberapa luka tusuk di tubuhnya. 

 

Sayangnya, saat dievakuasi ke rumah sakit murid tersebut tidak mampu bertahan dan meninggal dunia. Sementara itu, saat ditemukan sang murid tidak sendiri. Ia bersama dengan seorang guru yang juga tidak sadarkan diri dengan luka tusuk di tubuhnya. 

 

 

Warga berdoa di depan sekolah

Photo :
  • biz.chosun.com

Siapa Pelakunya? 

 

Melansir dari bbc.com, dugaan terkuat saat ini pelaku utama adalah sang guru. Karena melalui investigasi awal yang dilakukan pihak kepolisian, sang guru yang berusia 40-an, sudah menunjukkan gelagat kekerasan selama beberapa hari sebelum kejadian. 

 

Menurut pihak sekolah, sang guru telah menunjukkan gelagat kekerasan setelah diketahui mencekik dan menjambak guru lain. Pihak sekolah kemudian merekomendasikan guru tersebut untuk mengambil cuti, guna memperbaiki kondisi mentalnya. Di mana guru tersebut mengaku mengalami depresi. 

 

Namun, baru 20 hari cuti guru tersebut kembali ke sekolah. Bermodalkan surat dari dokter yang menyatakan bahwa ia layak untuk kembali bekerja. Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, guru tersebut tidak ditempatkan di ruang guru. 

 

Melainkan di ruang wakil kepala sekolah agar lebih gampang untuk diawasi dan dikontrol. Ia juga tidak dibiarkan untuk berinteraksi dengan murid-murid sementara waktu, termasuk dalam urusan mengajar. 

 

Selain fakta ini, guru tersebut juga sudah mengakui bahwa benar ia adalah pelaku penusukan. Namun apa motifnya, sampai saat ini belum dirilis oleh pihak kepolisian. 

 

Tetapi kalau kembali merunut pada investigasi polisi, guru tersebut diketahui tidak melakukan interaksi apapun dengan korban. Sehingga, penyebab di balik terjadinya kasus penusukan masih menjadi misteri. 

 

“Saya sedih melihat kejadian seperti ini terjadi di sekolah. Di mana sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak kita. Saya mewakili pihak sekolah dan negara menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Mereka pasti sangat kehilangan dan menderita sekali saat ini,” ujar Choi Sang Mok selaku Pelaksana Tugas Perdana Menteri dan Presiden Korea Selatan, lewat sebuah konferensi pers. 

 

Ia juga menambahkan, bahwa kejadian ini akan menjadi evaluasi besar bagi industri pendidikan Korea Selatan. Agar hal seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari. 

 

Sementara itu masyarakat yang mendengar kabar ini, beramai-ramai berkumpul meninggalkan bunga sebagai bentuk duka cita di depan sekolah dan mendoakan korban supaya mendapat ketenangan.