Kopi Tepi, Destinasi Wisata Ngopi Murah Meriah Bonus Kereta Lewat

Ngopi sambil menunggu kereta api melintas
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

“Probowangi melintas di sini sekitar pukul 16.14 WIB, sedangkan Pandanwangi melintas sekitar pukul 16.49 WIB. Biasanya para pengunjung tidak langsung pulang, tapi mereka masih menikmati suasana sore di sana. Menjelang Magrib, pengunjung mulai pulang,” tambah Tito.

Sah! Kopi Robusta Java Banyuwangi Ditetapkan Sebagai Indikasi Geografis

Berkat usaha promonya yang begitu gencar melalui media sosial, akhirnya destinasi Kopi Tepi mulai dikenal oleh seluruh warga kota Banyuwangi. Kini bukan lagi anak-anak muda yang datang ke sana, mulai dari anak-anak sampai orang tua banyak berdatangan ke sana. Mereka hanya ingin melihat kereta api sambil menikmati minuman dari Kopi Tepi.

Ramainya pengunjung di Kopi Tepi, ternyata juga mendapat lirikan dari para pedagang makanan keliling. Saat ini bukan hanya Kopi Tepi yang membuka usaha di sana, tapi juga ada yang berjualan pentol cilok, gohyong, maklor dan sebagainya. Malahan di sekitar lokasi Kopi Tepi, warga pemilik lahan mendirikan sebuah bangunan yang kemungkinan akan digunakan untuk warung. Namun sampai saat ini masih belum beroperasi, walau bangunannya sudah selesai.

Desertir Polresta Banyuwangi Ditangkap di Sumail Center, Sumail: Dia Bertamu!

Ngopi sambil menunggu kereta api melintas

Photo :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Salah satu rombongan ibu-ibu dari Kelurahan Tukangkayu mengaku, awalnya mereka tidak tahu destinasi wisata murah meriah ini. Mereka mengetahuinya dari cerita mulut ke mulut beberapa temannya. Akhirnya mereka sepakat untuk pergi ke Kopi Tepi secara rombongan.

Makam Papan Tinggi: Jejak Pertama Islam di Nusantara yang Tak Boleh Terlupakan

“Kami berniat membawa nasi bungkus, kue-kue dan sebagainya. Jadi ceritanya pindah makan. Tapi untuk minuman kami tetap membeli ke Kopi Tepi. Kasihan mereka kalau kami tidak membeli dagangannya. Dan ternyata tempatnya cukup menyenangkan, walaupun harus duduk di tikar di rerumputan. Banyaknya pengunjung di sana semakin membuat suasana menyenangkan. Apalagi saat kereta melintas, sapaan dan lambaian tangan pengunjung selalu disambut dengan senyum dan lambaian tangan oleh masinis,” tutur salah seorang ibu, Purwati.

Setelah satu tahun berjalan, usaha Kopi Tepi semakin ramai pengunjung. Yang semula hanya berada di atas sepeda motor dengan box kecil, kini telah membuat meja kecil. “Mudah-mudahan saja nantinya bisa membuka semacam cafe di sini,” harap Faisal sambil tersenyum.