Urai Kemacetan Pelabuhan Ketapang Dengan Cara ini
- Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Arus lalu lintas di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi kerap kali mengalami antrian saat terjadi peningkatan jumlah penumpang pada momen seperti libur panjang.
Salah satu faktor penyebab sulit terurainya penumpukan kendaraan, adalah kurangnya jumlah dermaga yang menyebabkan tidak semua kapal bisa beroperasi.
"Terkait dermaga ini wajib. Harus dilakukan dengan penambahan," tutur Penasehat Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bambang Haryo Soekartono pada Banyuwangi.viva.co.id.
Saat ini, Pelabuhan Ketapang memiliki 52 kapal, namun hanya 29 hingga 32 unit beroperasi setiap harinya di tujuh dermaga yang ada.
Jasa pelayaran Jawa-Bali itu diprediksi bisa mempercepat pelayanannya, apabila dilakukan penambahan dermaga, yang nantinya dapat memaksimalkan jumlah kapal berlayar.
"Dengan empat kapal beroperasi di setiap satu dermaga, dan apabila ada sepuluh dermaga, maka jumlah kapal yang bisa beroperasi menjadi 40 kapal," jelas Bambang.
Bambang juga menyoroti Dermaga III, yang dinilai perlu mendapat pembenahan, karena kondisinya terbatas untuk kendaraan berat maksimal 20 ton.
"Dari awal dibangun memang desainnya seperti itu. Ini perlu revitalisasi sehingga kapasitasnya bertambah," pungkas pria itu.
Kondisi dermaga LCM juga mencuri perhatian BHS, yang menurut nya juga harus segera mendapat tindakan.
"Karena kondisinya sudah rusak. Ini butuh kebijakan agar segera dibangun oleh pihak yang berwenang. Apakah itu ASDP maupun Dinas Perhubungan Provinsi yang memiliki dermaga," kata BHS.
Revitalisasi dermaga itu diperlukan sebagai langkah persiapan menghadapi beroperasinya tol Probolinggo-Banyuwangi yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.
BHS berharap, penambahan infrastruktur itu dapat segera terealisasi untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang pada momen mendatang