Rumah Kontrakan 28 WNA Cina Dikontrak Melalui Pihak Ketiga

Rumah misterius tempat penampungan 28 WNA ilegal asal Cina
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Rumah yang menjadi tempat penampungan 28 Warga Negara Asing (WNA) asal Cina tersebut ternyata dikontrak melalui pihak ketiga. Sementara Kadus Setempat merasa tidak mengenal pemilik asli rumah itu.

Dianggap Berada di Luar Desa Bimorejo, Blokir Akses Jalan Dibuka Masyarakat Dari 2 Desa

Sebuah rumah yang terpasang garis polisi ini masih menjadi sudut perhatian warga yang melintas.

Rumah dengan pagar yang cukup tinggi tersebut, sebelumnya menjadi tempat penampungan 28 WNA Ilegal asal Cina.

Akses Jalan Menuju Tambak Sidojoyo Dipasang 5 Portal dan 2 Beton Cor, ini Titik Lokasinya

Kini rumah di jalan Gajah Mada, Dusun Sawahan, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur tersebut masih tertutup rapat.

"Rumah kontrakan (yang menjadi penampungan) 28 WNA asal Cina tersebut ditempati dengan cara dikontrak melalui pihak ketiga," ujar Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega.

Warga Desa Bimorejo Kembali Blokir Jalan Akses Mobil Menuju Tambak Sidojoyo

Hasil pemeriksaan sementara, rumah tersebut dikontrak melalui orang lain dan bukan oleh mereka langsung.

"Mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan karena kaitannya dengan nama baik. Karena yang punya tidak mengetahuinya," tutur Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dusun Sawahan, Arif Rahman terkait kepemilikan rumah tersebut.

"Selama saya menjabat Kadus tidak pernah bertemu dengan pemilik rumah," kata Kadus Sawahan, Arif Rahman.

Sebelum dilakukan penggerebekan, tidak banyak orang yang tahu terkait aktifitas di rumah berpagar tinggi tersebut.

"Lokasinya memang tertutup pagar besar. Keluar masuknya penghuni rumah, kami juga tidak mengetahuinya," jelas Kadus Sawahan.

Misteri tentang rumah tersebut akhirnya terbongkar setelah dilakukan penggerebekan oleh jajaran Bareskrim Mabes Polri. Rabu, 26 Juni 2024 sekira pukul 19.30 Wib.

"Saya pastikan yang menggerebek adalah polisi dari Mabes (Polri). Saya tahu dari ID Cardnya dan saya ikut mendampingi (Penggerebekan itu)," tandas Arif Rahman.

Hingga saat ini, identitas pemilik asli dari rumah tersebut belum muncul di publik.