Belasan Desa di Pasuruan Krisis Air Bersih, BPBD Bergerak Cepat
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Musim kemarau telah tiba dan membawa dampak serius bagi belasan desa di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
"Krisis air bersih menjadi tantangan utama," ungkap Sugeng Hariadi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, dalam pernyataannya.
Setidaknya 13 desa di empat kecamatan, yaitu Lumbang, Pasrepan, Winongan, dan Lekok, kini menghadapi kondisi kekeringan yang mengkhawatirkan.
Distribusi Air Bersih sebagai Solusi Cepat
Untuk mengatasi kondisi darurat ini, BPBD Kabupaten Pasuruan bergerak cepat dengan melakukan distribusi air bersih ke desa-desa yang terdampak.
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan warga," lanjut Sugeng Hariadi.
Pada Senin pagi, tim BPBD mulai menyalurkan air bersih ke 13 desa yang berada di empat kecamatan tersebut.
Desa-desa yang paling parah terdampak kekeringan, antara lain Desa Watulumbung, Kedungrejo, Bulukandang, dan Pancur di Kecamatan Lumbang, mendapat perhatian khusus.
Pasokan Air Bersih yang Terkendali
Setiap desa yang terdampak kekeringan ini mendapatkan suplai air bersih sebanyak 3-5 tangki secara bergilir.
Penyaluran air dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan oleh BPBD.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar warga, seperti memasak, mandi, dan memberi minum ternak, tetap terpenuhi di tengah krisis air ini.
Status Siaga Kekeringan Diberlakukan
Kondisi kekeringan yang semakin memburuk membuat 13 desa di empat kecamatan tersebut kini masuk dalam status siaga kekeringan.
"Kami tidak ingin mengambil risiko," tegas Sugeng Hariadi.
Oleh karena itu, BPBD Kabupaten Pasuruan terus memantau situasi di lapangan dengan cermat.
Mereka juga bekerja sama dengan pemerintah desa setempat untuk memastikan distribusi air bersih berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
Himbauan untuk Menghemat Air
Sementara itu, BPBD juga mengimbau seluruh warga yang berada di wilayah terdampak kekeringan untuk menggunakan air dengan bijak selama bencana ini berlangsung.
"Penggunaan air yang hemat akan sangat membantu kami dalam mendistribusikan air secara
merata," jelas Sugeng Hariadi. Dengan adanya kesadaran bersama, diharapkan upaya penanganan kekeringan ini bisa berjalan lebih efektif.