Pengeringan DI Bajulmati Akibatkan Pasokan Air di 3 Desa Terhenti, PSDA: Sudah Disosialisasikan
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Proyek pengerukan sedimentasi dan manteling jaringan irigasi di Kecamatan Wongsorejo dikeluhkan warga akibat terhentinya pasokan air pertanian.
Keluhan muncul karena petani tidak bisa beraktifitas selama proyek tersebut berjalan. Proyek tersebut juga menyebabkan terhentinya pasokan air pada 3 desa.
Proyek yang dimulai pada hari sabtu 7 September 2024 tersebut mulai menimbulkan dampak setelah satu pekan berjalan.
Kegiatan pengerukan sedimentasi pada daerah irigasi Bajulmati membuat pelaksana proyek harus mengeringkan aliran sungai.
Petani Terpaksa Tidak Menanam
Hal ini memaksa petani untuk menghentikan kegiatan pertanian karena tidak adanya ketersediaan air untuk pertanian.
“Saya memilih tidak menanam karena tidak ada pasokan air sama sekali,” ujar seorang petani di Desa Bajulmati, Timin.
Proyek tersebut juga membuat terhentinya pasokan air yang melintasi Desa Bajulmati, Desa Sidodadi dan Desa Sumber Kencono di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
“Sampeyan lihat sendiri. Tidak ada air sama sekali di aliran sungai. Apa mungkin kami akan menanam? Itu jelas tidak mungkin,” tutur Timin pada Banyuwangi.viva.co.id.
Desa Bajulmati, Desa Sidodadi dan Desa Sumber Kencono Terdampak
Berdasarkan sosialisasi yang dilakukan, proyek pengerukan sedimentasi dan manteling jaringan irigasi tersebut akan memakan waktu sebulan penuh.
“Berarti selama sebulan penuh pasokan air untuk 3 desa tersebut berhenti total. Dampaknya apakah sudah dipikirkan untuk pertanian dan kami petani,” keluh Timin.
Di tempat terpisah, Staf Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sampeyan Baru Bondowoso, Eko Pujiantoro mengakui semua kemungkina yang terjadi saat terlaksananya proyek tersebut.
“Kita sudah lakukan sosialisasi sejak bulan lalu. Ini merupakan proyek tahunan,” kata Eko Pujiantoro.
4 Kali Sosialisasi Sudah Dilakukan
Sosialisasi sendiri dilakukan pada setiap desa yang terdampak akibat terhentinya pasokan air selama proyek berjalan.
“Kita lakukan sosialisasi di Desa Bajulmati, Desa Sidodadi dan Desa Sumber Kencono,” jelas Eko saat menemui Banyuwangi.viva.co.id.
Sosialisasi sendiri sudah dilakukan selama 4 kali sebelum dimulainya proyek pengeringan daerah irigasi Bajulmati.
“Sosialisasi tersebut dihadiri oleh Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa), tokoh masyarakat serta pihak desa,” ungkap Eko.
Berdasarkan agenda, proyek tersebut sedianya dilakukan pada bulan Agustus namun mundur satu bulan atas permintaan petani karena menunggu masa panen usai.