Korlap Tim Pengelolaan Buah Kapuk Desa Alasbuluh Angkat Bicara, Begini Katanya

Buah kapuk hasil petik petani di lahan KLHK di Wongsorejo Banyuwangi
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Dituding bertindak arogan dalam melaksanakan kebijakannya dan tidak terbuka dalam pelaporkan perolehan hasil panen buah kapuk, Koordinator Lapangan (Korlap) tim pengelolaan panen buah kapuk lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akhirnya angkat bicara dan membantah semua tudingan.

Hari Kesehatan Nasional, Bupati Ipuk Kembali Ingatkan Masalah Kesehatan Lansia dan Balita Stunting

 “Itu tidak benar. Itu semua ulah orang yang tidak senang pada saya. Tidak mungkin saya melakukan itu semua,” ujar Aipda RM

Aipda RM menuding hal tersebut mengada-ada dan hanya fitnah belaka karena saat kepemimpinanya semua berlangsung kondusif.

Perbaiki Atap Musholla, Warga Alasbuluh Tersengat Listrik di Kepala

“Yang pinjam uang ke Haji Suroto itu Pak Kades Alasbuluh (Abu Sholeh Said) saya tanda tangan di kuintansi itu sebagai saksi,” tutur Aipda RM.

Aipda RM: Saya Temukan Kecurangan Laporan

Aipda RM mengungkapkan, dalam kebijakannya justru membongkar tindak kecurangan oknum anggota tim pengelolaan hasil panen buah kapuk Desa Alasbuluh.

Penguatan dan Integrasi Basis Data Daerah, Pondasi Pembangunan Banyuwangi

“Sebagai korlap, saya mendapatkan laporan jumlah hasil panen buah kapuk. Saat saya cek, hasil panen tersebut diletakkan sembarangan dan tidak ditata dengan baik,” kata Aipda RM saat ditemui di Polsek Wongsorejo.

Aipda RM kemudian berinisiatif untuk menata hasil buah kapuk agar mudah dilakukan pengecekan terkait total perolehan hasil panen buah kapuk.

“Setelah ditata ternyata jumlahnya lebih banyak dari yang dilaporkan. Saya sempat tanya hal itu tapi mereka tidak menjawab. Dan saya tidak permasalahan agar tim tetap solid dan kompak,” jelas Aipda RM pada Banyuwangi.viva.co.id.

Aipda RM: Saya Tidak Ikut Mencatat

Tudingan terkait tidak ada transparasi dalam perolehan hasil buah kapuk juga dibantah karena bukan wewenangnya untuk melakukan pencatatan.

“Sudah ada petugas yang mencatatnya. Saya hanya mengecek jumlah perolehan hasil panen buah kapuk tersebut. lalu bagaimana saya bisa tidak transparan, lha wong bukan saya yang mencatat saat penimbangan,” tandas Aipda RM mengklarifikasi.

Justru dugaan kecurangan yang dilakukan oknum anggota tim berhasil diungkap Aipda RM terkait pembayaran honor penjaga hasil panen buah kapuk.

Ada Oknum Mark-up Honor Petugas Keamanan

“Honor untuk pengamanan hasil panen itu sehari 50 ribu, berarti dalam sebulan adalah 1,5 juta. Tapi orang tersebut (oknum tim) mengaku hanya akan membayarkan pada penjaga 1 juta. Dan saya tanya yang 500 ribu lari kemana, orang itu hanya tertawa,” cerita Aipda RM. Jumat, 20 September 2024.

Dengan adanya tudingan yang tidak mendasar tersebut, Aipda RM meyakini itu adalah ulah dari pihak tertentu yang merasa terganggu dengan kebijakannya karena kecurangan mereka diketahui.

Aipda RM juga beranggapan, pihak tersebut sengaja menyebarkan fitnah karena kawatir posisinya sebagai korlap akan berlangsung selamanya dan mengancam kecurangan yang mereka lakukan akan terbongkar.

Aipda RM Korlap Sementara

“Padahal saya ditunjuk sebagai korlap itu sementara karena Pak Kades Alasbuluh (Abu Sholeh Said) sedang sibuk. Sekarang sudah tidak lagi (menjadi korlap). Pak Camat sudah menghubungi saya,” jlentreh Aipda RM.

Sekarang korlap tim pengelolaan hasil panen buah kapuk di lahan milik KLHK berada ditangan Kepala Desa Alasbuluh, Abu Sholeh Said.

Aipda RM tetap tergabung dalam tim pengelolaan hasil panen buah kapuk, bersama anggota tim lain selama masa panen buah kapuk 2024.