Krisis Gas Elpiji di Banyuwangi; Pedagang Kecil Terpaksa Tutup Usaha

pelaku UMKM terpaksa tutup jualan
Sumber :
  • jumroini subhan / Viva Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Kelangkaan elpiji pada tabung 3 kg yang biasa disebut tabung melon di Banyuwangi telah menyebabkan pedagang kecil, seperti pedagang UMKM, terpaksa menutup usahanya.

Taklukkan Pasar Online! Strategi Jitu Pemasaran Digital untuk Pemilik Usaha Kecil

Situasi ini telah dirasakan oleh para pedagang kecil di beberapa wilayah, termasuk salah satunya pedagang jagung rebus, yang terpaksa harus menghentikan penjualannya karena tidak tersedia gas elpiji di toko – toko setempat.

Glundung, salah satu warga dari Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, juga mengalami hal serupa. Dia harus berhenti berjualan karena tidak dapat memperoleh tabung melon yang dibutuhkan.

Tempe "Naik Kelas": Benny Santoso dan Inovasi Tempeman yang Mendunia

"Hari ini saya harus libur berjualan karena gas elpiji tabung 3 kilo langka. Kemarin saya berhasil membeli di toko langganan, tetapi harus membawa KTP dan KK sebagai persyaratan," ungkapnya.

Slamet, seorang warga lainnya, menyatakan bahwa kelangkaan gas elpiji merupakan masalah serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah. Ia menganggap bahwa pemerintah memiliki kewajiban untuk memastikan kebutuhan hak dasar rakyatnya.

Dilepas Menteri Kelautan, Tuna Kaleng Produksi Banyuwangi Diekspor Ke Kanada

"Sungguh ironis, ketika kekurangan, malah diminta bawa KTP dan KK," tegasnya.

Menurutnya, ketersediaan dan kelanjutan pasokan gas melon atau LPG 3 kg bagi warga kurang mampu adalah sebuah hak dasar yang harus dijamin oleh negara. Pemerintah bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan distribusi gas tersebut dapat mencukupi kebutuhan masyarakat, tanpa harus melibatkan persyaratan yang membebani.

Halaman Selanjutnya
img_title