Mengenal Guilt Tripping Dalam Suatu Hubungan, Jangan Sampai Kamu Jadi Korban!

Keresahan perempuan terjebak dalam hubungan guilt tripping
Sumber :
  • https://id.pinterest.com/pin/481392647677861844/

Gaya Hidup, VIVA BanyuwangiPernahkah kamu merasa kamu bersalah tanpa alasan yang jelas pada orang lain? Atau perasaan bersalah menyergapmu kala berhadapan dengan seseorang? Perkataannya membuatmu merasa kamu bertindak tidak baik, tidak konsisten atau perasaan tidak enak lainnya?

BI Sediakan Rp180,9 Triliun, Ini Cara Tukar Uang THR Lewat pintar.bi

Bisa saja kamu sedang mengalami yang namanya “guilt tripping” yang bisa saja dilakukan oleh orang sekitarmu, entah itu pasanganmu, sahabatmu, keluargamu bahkan rekan kerjamu. Lalu, apa sebenarnya guilt tripping itu?

Guilt tripping adalah teknik manipulasi yang dilakukan seseorang untuk membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab terhadap suatu hal. Suatu hal di sini maksudnya berupa perbuatan atau kesalahan yang dilakukan oleh orang lain pada masa lalu, atau bahkan untuk sesuatu yang tidak pernah kamu lakukan sama sekali.

Ciri – Ciri Orang Melakukan Guilt Tripping

Jadwal Tayang ANTV Hari Selasa, 18 Maret 2025

1.     Menunjukkan upaya atau kerja keras untuk membuat kamu merasa bersalah atau gagal

2.     Membuat komentar sarkastik tentang situasi yang sedang kamu alami

Jadwal Tayang tvOne Hari Selasa, 18 Maret 2025

3.     Mengabaikan usahamu untuk memecahkan masalah atau membicarakan masalah

4.     Melakukan “silent treatment” atau tidak mau diajak bicara

5.     Menyangkal kekesalan meskipun tidakan yang dilakukan menunjukkan sebaliknya

Perilaku guilt trip lainnya yang kerap terjadi yaitu mengungkit kejadian di masa lalu, ketika pelaku (tampaknya) membantu targetnya saat ini. Isu umum dari trik khusus ini adalah

“Lihat, berapa banyak yang sudah saya lakukan untukmu.”

“Jika bukan karena saya, di mana kamu akan berada sekarang.”

“Ingat ketika saya ada di sana untukmu.”

Dampak Guilt Tripping

Jangan menyepelekan suatu hubungan dengan cara guilt tripping ini. Dalam hubungan asmara, bisa menjurus pada hubungan yang “toxic relationship”. Untuk persahabatan, maka akan ada selalu yang menjadi dominant, merasa paling benar, merasa paling berjasa.

Jika lama lama dibiarkan, kamu akan merasa terjebak dalam hubungan ini, sulit keluar, karena setiap ingin menyelesaikan selalu ada kalimat guilt tripping yang membut kamu bertahan dan menjadi hubungan yang tidak sehat.

Pada kasus yang parah, guilt tripping dapat menjadi salah satu jenis intimidasi. Sifatnya yang tidak mudah dikenali, membuat guilt tripping kadang sulit untuk diidentifikasi oleh sang korban.

Mereka akan terlambat menyadarinya saat mental sudah terlanjur terpuruk. Sifat itupun juga membuat sebagian orang tidak secara sadar telah melakukan guilt tripping.

Cara Menghadapi Guilt Tripping

1.     Perjuangkan Dirimu Sendiri

Pertemanan ataupun persahabatan seringkali bertahan karena salah satunya banyak ngalahnya, karena sifat ga enakan yang dimiliki. Harus berani untuk bilang tidak pada sesuatu yang kamu tidak mau atau tidak nyaman.

Meskipun kadang ada teman yang dengan tanpa disadarinya mengeluarkan kalimat guilt tripping seperti “Kamu kok ga mau bareng sih, selama ini aku selalu usahain apapun buat kamu”.

Jika kamu dihadapkan pada situasi yang demikian, sifat ga enakan akan mulai keluar dan kamu ikuti. Belajar untuk terus terang kenapa kamu tidak bisa sama sama dengan temanmu, beri alasan yang logis sehingga kamu bisa keluar dari perasaan bersalahmu.

2.     Tetapkan Batasan

Belajarlah mencintai dirimu sendiri. Tetapkan Batasan hubungan dimana kamu masih bisa mentoleransi dan tidaknya pada pertemanan, persahabatan, rekan kerja maupun asmara.

Saat mereka terlalu menyakiti, berani untuk “cut off” hubungan sehingga mental dan hatimu terjaga. Toxic relationship akan berakhir pada waktunya, namun, kita masih bisa keluar sebelum semuanya bertambah parah.

3.     Cari Bantuan Profesional

Jika dalam suatu hubungan, jika seseorang melakukan guilt tripping, dan kamu merasa terjebak didalamnya, tidak ada salahnya mencari bantuan professional untuk kamu ceritakan masalahmu. Karena ini bukan hanya masalah hati, tapi bisa jadi berkembang menjadi permasalahan mentalmu.