Menyingkap Keunikan Karapan Sapi: Tradisi Madura yang Mendunia

Tradisi Madura Keunikan Karapan Sapi
Sumber :
  • Pexels: @Wizurai Mahatma

Tradisi, VIVA BanyuwangiKarapan sapi, perlombaan pacuan sapi tradisional dari Pulau Madura, Jawa Timur, telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat setempat. Selain menjadi atraksi wisata yang menarik, karapan sapi menyimpan berbagai fakta unik yang jarang diketahui. Berikut beberapa di antaranya yang dikutip dari laman wikipedia:

1. Asal Usul yang Terkait dengan Pertanian

Awalnya, karapan sapi bertujuan untuk memperoleh sapi-sapi yang kuat untuk membajak sawah. Masyarakat Madura memelihara sapi dan menggunakannya di sawah-sawah mereka.

Gagasan ini kemudian menimbulkan adanya tradisi karapan sapi. Karapan sapi segera menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya, khususnya setelah menjelang musim panen habis.

2. Perawatan Khusus untuk Sapi Karapan

Sapi-sapi yang akan dilombakan dalam karapan sapi mendapatkan perawatan khusus. Mereka diberi pakan tambahan seperti jamu yang terdiri dari campuran 100 telur, malaga, dan anggur Cap Orang Tua setiap hari.

Asupan ini dimaksudkan untuk membentuk otot agar sapi memiliki fisik yang kuat serta tenaga yang besar untuk mengikuti perlombaan.

3. Sistem Perlombaan yang Terstruktur

Perlombaan karapan sapi biasanya terdiri dari empat babak. Babak pertama, seluruh peserta karapan sapi akan beradu cepat di satu medan untuk menentukan siapa yang berhak masuk ke babak selanjutnya dan mana yang harus tereliminasi.

Babak kedua, para pemenang dari babak pertama akan diadu kembali dalam satu medan yang sama. Dalam babak ini, akan dipilih 3 tercepat peserta untuk bisa masuk ke babak selanjutnya.

Di babak ketiga, 3 peserta tercepat dari babak kedua akan dipertandingkan kembali untuk memperebutkan posisi di babak final. Babak final adalah babak terakhir.

Jadi, 2 peserta tercepat dari babak ketiga akan diambil dan di adu kembali pada babak final.

Ini merupakan babak yang paling seru dan ditunggu-tunggu karena para peserta akan mencurahkan seluruh kemampuannya untuk memperebutkan posisi juara pertama dalam ajang perlombaan ini.

4. Ritual dan Upacara Sebelum Perlombaan

Sebelum perlombaan dimulai, terdapat ritual dan upacara khusus yang dilakukan. Salah satunya adalah ubo rampe, yaitu ritual sebelum pelaksanaan untuk memohon keselamatan diiringi musik saronen.

Selain itu, sapi-sapi dihias semeriah mungkin dengan kaleles yang memiliki ukiran kayu yang indah, bendera umbul-umbul, hingga payung.

5. Pengaruh Karapan Sapi terhadap Status Sosial

Bagi sebagian besar masyarakat Madura, karapan sapi tidak hanya sebatas pesta rakyat biasa atau semata warisan turun-temurun.

Karapan sapi adalah simbol kebanggaan yang mengangkat harkat dan martabat masyarakat Madura.

Sebab, sapi yang digunakan untuk pertandingan merupakan sapi-sapi berkualitas sanapat perlakuan istimewa dari pemiliknya.

6. Perubahan dalam Pelaksanaan Karapan Sapi

Dalam perkembangannya, terdapat perubahan dalam pelaksanaan karapan sapi. Pada masa lalu, terdapat penggunaan rekeng, yaitu melecut badan sapi dengan cambuk berpaku agar sapi berlari kencang.

Namun, saat ini, karapan sapi yang memperebutkan Piala Presiden diadakan tanpa kekerasan.

Karapan sapi bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga mencerminkan budaya, tradisi, dan identitas masyarakat Madura.

Dengan berbagai fakta unik di atas, karapan sapi terus menjadi daya tarik wisata dan kebanggaan masyarakat Madura.