22 Desa Siaga Tsunami di Indonesia Diakui UNESCO: Upaya Mitigasi Bencana yang Diakui Dunia

Ilustrasi tsunami yang pernah terjadi di Indonesia
Sumber :
  • www.wikipedia.com

Gaya Hidup, VIVA BanyuwangiUNESCO telah secara resmi mengakui 22 desa/kelurahan di Indonesia sebagai wilayah yang siap menghadapi ancaman tsunami. Desa-desa ini tersebar di berbagai provinsi, mulai dari Aceh hingga Maluku. Pengakuan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun kesiapsiagaan berbasis komunitas untuk menghadapi bencana tsunami.

Daftar 22 Desa Siaga Tsunami di Indonesia

●      Aceh: Deah Glumpang, Mon Ikeun, Gampong Jawa, Lam Kruet.

●      Sumatera Barat: Nagari Tapakis, Purus, Lolong Belanti.

●      Banten: Panggarangan.

●      Jawa Barat: Pangandaran.

●      Jawa Tengah: Sidarip.

●      DI Yogyakarta: Parangtritis, Glagah, Gandingsari, Tirtohargo, Kemadang, Poncosari.

●      Jawa Timur: Tambakrejo.

●      Bali: Pangastulan, Tanjung Benoa.

●      Nusa Tenggara Barat (NTB): Kuta Mandalika.

●      Maluku: Galala, Hative Kecil.

Indikator Kesiapan Desa Siaga Tsunami

UNESCO memberikan pengakuan ini berdasarkan sejumlah indikator kesiapan, yaitu:

●      Peta bahaya dan evakuasi: Penempatan rute evakuasi jelas dan terstruktur.

●      Informasi penduduk: Data lengkap jumlah penduduk yang menjadi dasar perencanaan mitigasi.

●      Papan informasi publik: Informasi bencana disebarluaskan secara visual untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

●      Pendidikan kesiapsiagaan rutin: Pelatihan dan simulasi bencana dilakukan secara berkala.

Upaya Pemerintah dalam Mendukung Desa Siaga Tsunami

Untuk mendukung desa-desa tersebut, pemerintah membangun jalur dan tempat evakuasi yang memadai. Selain itu, teknologi peringatan dini terus ditingkatkan untuk memberikan respons cepat terhadap potensi tsunami. Tidak hanya itu, masyarakat di kawasan pesisir juga mendapatkan edukasi terkait bahaya tsunami dan prosedur evakuasi yang aman.

Pengakuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana, terutama di kawasan pesisir yang rentan terkena tsunami. Selain itu, hal ini juga menjadi bukti bahwa Indonesia memiliki sistem kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas yang dapat menjadi contoh global.

Langkah ini menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia membangun ketahanan bencana, sekaligus mengukuhkan posisi sebagai negara dengan sistem mitigasi bencana yang diakui secara internasional. Semoga program ini terus berkembang untuk melindungi masyarakat dari ancaman tsunami di masa depan.