Daftar Data RDKK Anggota Poktan Kecamatan Wongsorejo Hilang Hampir 50 Persen, ada apa?
- kajian pustaka
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Kisruh pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan Wongsorejo bukan hanya terkait dengan penyaluran dan harga melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) namun data yang amburadul juga dikeluhkan ratusan petani dalam upaya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Seperti yang diungkap Supriyadi yang mengaku kehilangan separo anggota kelompoknya dibandingkan tahun lalu.
Berdasarkan data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang diterima warga Desa Sidowangi, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengalami perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya.
Data petani yang tercatat dalam RDKK tahun 2024 mengalami penurunan hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun 2023.
Nama Ketua Kelompok Hilang dari Data RDKK
“Bukan hanya kelompok tani saya tapi seluruh kelompok tani lain di Desa Sidowangi. Rata-rata hilang separo,” ujar Supriyadi.
Staf Desa Sidowangi tersebut mengaku tidak pernah mendapatkan penjelasan pasti penyebab hal tersebut terjadi.
“Saya pernah tanya sama Pak Haji Iliyas (Iliyas Yunus, PPL Wongsorejo) ya hanya dijawab. Saya tidak tahu, dapatnya ya seperti ini,” tutur Supriyadi pada Banyuwangi.viva.co.id.
Bukan hanya anggota, di Desa Sidowangi juga terdapat seorang ketua kelompok yang Namanya justru hilang pada daftar RDKK tahun 2024.
Sutoyo: Dalang di Tingkat Bawah Harus Diungkap
“Kok bisa nama ketua kelompok taninya tidak ada. Ini ada apa? Siapa penyebabnya?,” kata Supriyadi di pendopo Desa Sidowangi.
Kondisi serupa juga terjadi di Desa Bangsring yang dialami seorang ketua kelompok tani tapi justru namanya tidak terdaftar.
“Ketua poktannya akhirnya ngambek dan tidak mau mengurus lagi anggotanya. Ini harus segera diungkap dalangnya,” kecam Kepala Desa Bangsring, Sutoyo.
Sementara itu, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kecamatan Wongsorejo, Dinas Pertanian Banyuwangi, Iliyas Yunus membenarkan peristiwa tersebut.
PI: Petani Belum Memperpanjang RDKK
“Besar kemungkin itu terjadi karena permintaan data dalam sistem tidak terpenuhi. Kan kadang kala petani sendiri juga malas untuk update data,” jelas Iliyas Yunus pada Banyuwangi.viva.co.id.
PPL tersebut berharap agar ketua poktan lebih pro aktif untuk selalu memperbaharui data terkait RDKK setiap kali dibutuhkan.
Sementara itu pihak Pupuk Indonesia menduga hilangnya data RDKK tersebut akibat adanya kekurangan data guna keperluan administrasi.
“Kami informasikan jika tahun lalu petani mendapatkan pupuk bersubsidi, dan tahun ini tidak, kemungkinan petani di tahun ini belum memperpanjang RDKK, sehingga tidak memperoleh pupuknya,” jelas Pupuk Indonesia melalui email yang diterima Banyuwangi.viva.co.id.
Hingga saat ini keluhan terkait carut marut distribusi pupuk bersubsidi di wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur masih terus dialami petani dan belum ada solusi terbaiknya.