TPS Pengolahan Sampah Sirkuler di Banyuwangi Berkapasitas Harian 84 Ton Resmi Beroperasi
- Moh. Hasbi/VIVA Banyuwangi
“Sejak awal inisiatif pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP, kami bersama pemerintah Banyuwangi melebarkan jangkauan program pengelolaan sampah sirkuler ke kabupaten melalui Program Banyuwangi Hijau. Lebih dari itu, kami berharap agar inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan,” kata Markus Horcher, Director Sustainability & Public Affairs, Borealis.
TPS Balak yang baru diresmikan ini diharapkan memberi manfaat tak hanya dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah, namun juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Banyuwangi, terutama di 33 desa di sekitar TPS Balak ini.
"Sekali lagi, saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah daerah Banyuwangi menciptakan Banyuwangi yang hijau dan bersih," timpal Rut Kruger Giverin, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti, mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Menurutnya, program Banyuwangi Hijau dapat menjadi pembelajaran yg dapat direplikasi oleh daerah lain. Pembangunan persampahan tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat.
"Menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah adalah hal yang paling esensial. Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta indonesia yang bersih,” ungkapnya.
TPS Balak diharap mampu menangani sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diolah menjadi kompos dan budidaya maggot, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan diteruskan ke industri daur ulang.