Genjot Hasil Panen, Kelompok Tani Milenial Banyuwangi Ini Kembangkan Pupuk Organik

Drum penyimpanan pupuk organik cair milik kelompok tani Bumi Tani
Sumber :
  • Litalia Putri Cahyani/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA BanyuwangiPupuk menjadi elemen penting yang dibutuhkan petani untuk meningkatkan kesuburan serta pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk yang sesuai takaran untuk setiap komoditas pertanian dapat mempengaruhi hasil panen yang didapatkan oleh petani.

 

Jika mayoritas petani memilih pupuk kimia bersubsidi untuk memenuhi kebutuhan pupuk mereka, langkah berbeda justru diambil oleh Kelompok Tani (Poktan) Bumi Tani, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi.

 

Kelompok yang sebagian besar beranggotakan petani milenial ini, memilih menggunakan pupuk organik untuk memenuhi kebutuhan pupuk dari komoditas yang ditanam. Menariknya, pupuk organik yang dipakai merupakan hasil buatan mereka sendiri.

Petani tengah memproses pembuatan pupuk NPK organik cair

Photo :
  • Dok. Bumi Tani/ VIVA Banyuwangi

 

 

Agung Dwi Setiawan, Ketua Poktan Bumi Tani, mengatakan, pupuk organik yang telah dikembangkan oleh kelompoknya, meliputi, Pupuk Organik Cair (POC), Mikro Organisme Lokal (MOL), Pupuk Organik Padat, NPK Organik Cair, Asam Humat, dan Asam Amino.

 

“Pemakaiannya itu bertahap. Sebelum tanam, kita beri MOL, Asam Amino, Asam Humat dan Pupuk Organik Padat dulu untuk membenahi keadaan unsur tanah. Kalau sudah ditanam, disemprot lagi pakai NPK Cair,” tutur Agung saat dihubungi Banyuwangi.viva.co.id, Kamis, 21 Desember 2023.

 

Pengembangan pembuatan pupuk organik ini, lanjut Agung, berawal dari keresahan petani muda yang kesusahan mencari pupuk bersubsidi di kawasan mereka. Lantas, mereka berupaya mencari solusi dari kondisi yang ada.

 

“Karenanya, kami berinisiatif untuk coba buat pupuk organik sendiri. Selain lebih murah dari segi biaya, kalau pakai pupuk kimia terus, lama-lama tanahnya akan rusak karena kadar keasamannya terus bertambah,” kata Ketua Poktan Bumi Tani itu.

 

Untuk beralih dari pemakaian pupuk berbahan kimia ke organik secara penuh, menurut Agung, butuh proses yang cukup panjang. Sebab, kondisi tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk kimia secara bertahun-tahun tidak bisa pulih secara langsung.

 

“Sejak pembuatan pupuk (organik) pertama di Februari 2023 sampai sekarang, penggunaan pupuk organik belum bisa 100%. Masih dibantu pupuk kimia dengan perbandingan 3:1,” jelas Agung.

 

Meski begitu, Agung menyebut, pemakaian pupuk organik ini secara perlahan menunjukkan nilai produktivitas lahan yang terus meningkat.

 

“Sejak proses buat pupuk (organik) pertama di Februari 2023 hingga sekarang, hasil panen sudah naik hingga 2 kali lipat,” papar pria berusia 27 tahun tersebut.

 

Petani lainnya, Hendro Kurniawan, menambahkan, produktivitas lahan garapannya terus mengalami peningkatan sejak memakai pupuk organik buatan Poktan Bumi Tani. Padahal, ia baru bergabung dengan komunitas tani milenial tersebut pada musim tanam kedua di tahun 2023.

 

“Kalau saya, antara pupuk organik dan pupuk kimia komposisinya masih 1:1, itu saja hasil panenan bawang merah sudah meningkat pesat,” ujar Hendro kepada Banyuwangi.viva.co.id, Kamis, 21 Desember 2023.

 

Pria yang berprofesi sebagai petani bawang merah ini mengungkap, jika biasanya per hektar mampu menghasilkan 8 sampai 9 ton bawang merah, lewat pemakaian pupuk organik, hasil panen bisa meningkat hingga 12 ton per hektarnya.

 

“Keuntungan lainnya, kalau pakai pupuk organik itu bisa menekan biaya produksi sampai 50%,” tandas Hendro.