Gaduh Nomor Urut Bacaleg PKB, Pendatang Baru: Sadar Diri, Sadar Posisi, Sadar Rai

Topan Hadi Sucipto, Bacaleg PKB Dapil Banyuwangi 5
Sumber :
  • Topan Hadi for Banyuwangi Viva

Banyuwangi – Menyikapi kabar gaduh nomor urut bakal calon anggota legislatif (Caleg) atau Bacaleg PKB Banyuwangi, pendatang baru ini pilih mengutip pernyataan KH Anwar Zahid beberapa waktu lalu, sadar diri, sadar posisi, sadar rai (muka).

Bakal Caleg PKB Banyuwangi dari Dapil Banyuwangi 5, Topan Hadi Sucipto SH, mengatakan, untuk sementara ini ia belum dapat share informasi, sebab itu diluar kapasitasnya dan takut menjadi blunder.

Munculnya kabar yang berpotensi simpang siur itu, kata dia, lebih memilih untuk menunggu keputusan dari DPP PKB daripada ikut berkomentar. Karena belum ada bukti di tangan.

Baca juga: Beredar Dua Surat Berbeda di Pengajuan Bacaleg PKB Banyuwangi

“Jadi kalau di video viralnya Anwar Zahid itu, kita ini sadar diri, sadar posisi, sadar rai (muka). Karena kita pendatang baru,” cetusnya, dikonfirmasi banyuwangi.viva.co.id, Senin (29/05/2023) via seluler.

Mengesampingkan kegaduhan itu, Krisna sapaan akrabnya, memilih terjun ke politik melalui partai berlambang bola dunia ini, untuk menebar manfaat, mengabdi kepada masyarakat, termasuk warga Banyuwangi yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Saya dilamar partai itu sekitar Februari 2020, karena ikut berperan jadi aktivis pekerja migran, akhirnya masuk Garda BMI yang awalnya saya tidak tahu kalau itu Banomnya PKB Banyuwangi. Nah, dari situ mungkin Gus Ketua tertarik dan kemudian ditawari.

Seharusnya, melakukan pendampingan itu di DPR agar bisa memberikan manfaat lebih dan secara luas. Sejak 2014 saya konsisten di pendampingan PMI yang dari Banyuwangi,” paparnya.

Kendati demikian, ia memiliki harapan terhadap partai besutan Muhaimin Iskandar ini, agar nomor urut Bacaleg berdasar aturan yang ada. Termasuk dengan mempertimbangkan kaderisasi maupun berdasar struktur kepengurusan.

Bisa juga, lanjutnya, dengan mempertimbangkan kapasitas dan pengorbanannya membesarkan PKB di Bumi Blambangan. Misalnya, mengacu dari statusnya sebagai anggota dewan, entah pernah menduduki jabatan di AKD atau fraksi di DPRD.

“Jadi selayaknya menempatkan (Bacaleg) sesuai dengan kapasitas dan anggap aja reward-nya lah itu,” ucapnya.

“Gus Ketua Malik setau saya tidak pernah muncul kalimat dari beliau mengeluarkan dana sekian untuk menjadi Caleg, sama sekali gak ada. Bahkan ngomong aja tidak pernah, itu pengalaman saya sendiri,” tutup Krisna.