Bakajang: Tradisi Berlayar yang Sarat Filosofi dan Cerita Mistis dari Padang Pariaman

Tradisi Berlayar yang Sarat Filosofi dan Cerita Mistis
Sumber :
  • raunholic

Budaya, VIVA BanyuwangiBakajang adalah tradisi unik dan penuh makna dari Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sebagai salah satu budaya maritim yang masih lestari hingga kini, Bakajang memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi sejarah, filosofi, hingga cerita rakyat yang menyertainya.

Sejarah dan Filosofi Bakajang

Eksotisme Tradisi dan Budaya Lima Puluh Kota, Warisan Kaya dari Sumatera Barat

Bakajang berasal dari kata “kajang,” yang berarti atap dari daun nipah yang biasa digunakan pada perahu tradisional. Tradisi ini dipercaya telah berlangsung ratusan tahun dan berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat Minangkabau yang sangat menghormati alam dan leluhur mereka. Pada awalnya, Bakajang digunakan untuk simbol perpisahan dalam merantau, namun kini lebih banyak digelar sebagai simbol kebersamaan dan harmoni sosial​

 

Dalam ritual ini, perahu kecil yang dihiasi indah dilepas ke sungai atau laut. Filosofinya, perahu ini adalah simbol perjalanan hidup manusia yang penuh lika-liku. “Melalui Bakajang, kita belajar bahwa hidup adalah perjalanan. Kita harus menghadapi arus dan badai untuk mencapai tujuan,” ungkap seorang tokoh adat Padang Pariaman​

Mitos dan Cerita Mistis

Rahasia Alam dan Budaya Lima Puluh Kota yang Bikin Nagih

Seiring waktu, tradisi ini tak lepas dari berbagai cerita mistis. Masyarakat setempat percaya bahwa perahu Bakajang dapat membawa pesan ke alam lain. Konon, jika ritual dilakukan dengan benar, arwah leluhur akan memberikan restu dan perlindungan bagi komunitas. Ada pula legenda tentang perahu yang "hilang" secara misterius dan dikaitkan dengan dunia gaib, menambah daya tarik budaya ini​

Halaman Selanjutnya
img_title