Tradisi Nyekar, Berkah Bagi Pedagang Bunga Musiman di Banyuwangi

Ibu Binti Penjual bunga di TPU Jajag, Banyuwangi
Sumber :
  • Jumroini Subhan

Binti merupakan salah satu penjual bunga tabur musiman yang muncul menjelang Ramadan dan Lebaran. Ia mulai berjualan sejak pukul 05.00 WIB hingga 17.00 WIB. “Saya sudah berjualan selama 3 hari hingga hari terakhir ini,” terangnya.

Ini Kata Wisatawan Tentang Budaya di Banyuwangi

Binti mengaku bunga yang dijual didatangkan dari pulau Bali. Ia mengungkapkan bahwa keuntungan sepanjang bulan Ramadhan sangat luar biasa, namun ia mengaku hasil penjualan bunga lebih ramai menjelang Lebaran dibandingkan menjelang Ramadhan. 

“Jelang lebaran ini lebih ramai pembeli dibandingkan kemarin menjelang Ramadhan. Mungkin karena banyak orang yang mudik. Sejak awal berjualan setiap harinya, saya mendapat untung sekitar 400 ribu rupiah,” ungkap Binti.

Kenang Siapkan Banyuwangi jadi Daerah Wisata, Anas: Risiko Tinggi

Binti memanfaatkan momen menjelang Lebaran ini untuk berjualan bunga tabur, mengingat banyak yang meminta untuk dibawa ziarah ke makam atau nyadran. Bunga yang dijual tersebut ditata berisikan bunga melati, kantil, kenanga, hingga mawar merah dan putih.

“Saya sudah lama berjualan di sini, namun hanya pada hari-hari tertentu seperti Jumat Legian, Kamis Kliwon, menjelang Ramadhan dan sekarang menjelang Lebaran,” ucap Binti yang berdomisili di Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.

Bandara Banyuwangi Melesat Tanpa Topangan Subsidi Penerbangan

Binti adalah salah satu pedagang bunga tabur dadakan. Dalam keseharian Ia bekerja sebagai buruh petani dan memanfaatkan momen menjelang lebaran ini untuk mencari penghasilan tambahan. 

“Karena ada musim menjelang Lebaran, maka saya jual bunga lagi. Namanya rakyat kecil, apa saja dikerjakan untuk bisa makan," tambah Binti.

Halaman Selanjutnya
img_title