Plato, Filsuf Abadi yang Mewarnai Peradaban Dunia Hingga Kini

Plato, Filsuf Abadi yang Mewarnai Peradaban Dunia Hingga Kini
Sumber :
  • https://meditationcircle.org.uk/buddhism-the-west/plato/

Sejarah, VIVA Banyuwangi –Dalam sejarah filsafat dunia, nama Plato tak pernah lekang oleh waktu. Ia bukan hanya seorang filsuf, tetapi juga arsitek pemikiran Barat yang hingga kini jejaknya masih membekas dalam struktur pendidikan, etika, politik, hingga konsep keadilan yang kita kenal sekarang.

7 Drama Korea Romantis Adaptasi Webtoon yang Siap Bikin Kamu Baper Parah!

Plato lahir di Athena, Yunani, sekitar tahun 427 SM. Ia hidup di masa pergolakan politik setelah perang Peloponnesia yang menghancurkan dominasi Athena. Situasi tersebut, menurut banyak sejarawan seperti Anthony Kenny dan Bertrand Russell, sangat memengaruhi pandangan filosofis Plato tentang negara dan keadilan.

Sebagai murid langsung dari Sokrates, Plato banyak menyerap pandangan gurunya. Bahkan, sebagian besar tulisan awal Plato merupakan bentuk penghormatan terhadap metode dialektika Sokrates. “Saya berhutang segalanya pada Sokrates,” tulis Plato dalam salah satu suratnya.

Mengenal Sejarah Candi Ratu Boko di Yogyakarta

Namun, Plato kemudian mengembangkan pemikiran sendiri yang lebih sistematis. Ia mendirikan Akademia, sekolah filsafat pertama di dunia Barat sekitar tahun 387 SM. Di sinilah kemudian lahir tokoh besar lain seperti Aristoteles. Akademi ini menjadi simbol bagaimana ilmu dan rasionalitas bisa membentuk struktur masyarakat.

Filsafat Idealisme: Dunia Ide vs Dunia Nyata

Salah satu konsep paling terkenal yang dicetuskan oleh Plato adalah Teori Dunia Ide. Ia membedakan antara dunia nyata yang kita lihat sehari-hari dengan dunia ide yang bersifat abadi dan sempurna. Menurut Plato, dunia nyata hanyalah bayangan dari realitas sesungguhnya.

Simak Sejarah Berdirinya Candi Borobudur

Misalnya, jika kita melihat sebuah kursi, menurut Plato itu hanyalah representasi dari “ide kursi” yang sempurna di alam ide. Dunia fisik berubah, tapi dunia ide bersifat kekal. Pemikiran ini mempengaruhi pemahaman kita tentang estetika, nilai-nilai moral, dan bahkan agama.

Halaman Selanjutnya
img_title