Apa itu Bahasa Osing? Simak Penjelasan Singkatnya!
- https://kominfo.jatimprov.go.id/
Budaya, VIVA Banyuwangi – Kenali Bahasa Osing, dialek unik warisan Blambangan yang memisahkan diri dari Jawa Kuno, diperkaya budaya Bali, dan masih digunakan beberapa masyarakat Banyuwangi, bahasa penuh karakter, bukan sekadar dialek. Bahasa Osing atau yang dikenal sebagai Basa Using, bukanlah variasi bahasa biasa. Bahasa ini hasil dari dialek bahasa yang tumbuh dari akar Jawa Kuno. Meski banyak dianggap "Jawa jadul", Osing menyimpan identitas kuat masyarakat Banyuwangi melalui paduan pengaruh budaya Bali, Mataram Islam, dan tradisi lokal lainnya.
Dalam artikel ini kita kupas asal-usul, ciri khas, dan kondisi pelestarian Bahasa Osing saat ini.
Bahasa Osing berakar pada bahasa Jawa Pertengahan atau Jawa Kuno. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Suparman Heru Santoso mencatat bahasa ini mulai melepaskan diri dari Jawa Kuno sejak sekitar tahun 1400 - 1500 M, jauh sebelum Majapahit berdiri.
Istilah Osing sendiri pada awalnya menandai pembeda identitas kelompok terisolasi dari migran Jawa, Madura, maupun Bali. Sebutan "wong Osing" pun menjadi identitas sosial yang membedakan masyarakat asli Banyuwangi dengan pendatang, baik secara bahasa maupun nilai hidup sehari-hari. Di desa-desa seperti Kemiren, Tamansari, dan Glagah, bahasa Osing masih digunakan dalam percakapan harian, terutama di lingkup keluarga dan masyarakat adat.
Dari sudut linguistik, apa yang membuat Bahasa Osing unik?, Pertama ada fenomena diftongisasi, yakni vokal "i" berubah menjadi "ai", contohnya bengi → bengai, dan "u" jadi "au", seperti asu → asau. Variasi ini tidak ditemui di dialek Jawa manapun. Selain itu, Osing tetap mengucapkan konsonan akhir "k" jelas, seperti dialek Tegal atau Cirebon. Kosakatanya juga menyimpan banyak istilah Jawa Kuno dan memiliki infix khas "-y-", misalnya ngumbah menjadi ngumbyah.