"Mepe Kasur" Tradisi Suku Osing Kemiren jelang Idul Adha

Tradisi mepe kasur Warga osing kemiren
Sumber :
  • Moh. Hasbi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi- Setiap memasuki bulan Dzulhijah (Haji) masyarakat Banyuwangi memiliki tradisi unik. Salah satunya Warga Masyarakat Desa Kemiren, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur.

Perputaran Uang di Festival Kukhara Banyuwangi Capai Rp 35 Juta Semalam

Masyarakat Suku Osing beramai-ramai mengeluarkan kasur dari kamar dibawa kedepan rumah masing-masing. Kemudian kasur dijemur di depan rumah, (22/06/2023).

Tradisi Mepe Kasur atau menjemur kasur terlihat di sepanjang jalan Desa Kemiren, tradisi wong Osing ini merupakan rangkaian kegiatan rutin setiap tahun ritual bersih desa setiap bulan Dzulhijah. Ritual ini dilakukan sejak pagi hingga siang hari.

Jenis-Jenis Wayang Terpopuler Di Indonesia

Ribuan kasur berwarna seragam ini dijemur berjejer di depan rumah warga. Terlihat sesekali warga membersihkan debu di kasur dengan cara memukul-mukul kasur tersebut dengan penebah dari rotan.

Salah satu warga lingkungan Sukosari, Kemiren Mbah Ning menceritakan makna dibalik warna kasur seperti warna merah memiliki arti berani, dan hitam memiliki arti langgeng.

Seni Musik Terbangan Sambut Kedatangan Jokowi di Pasar Rogojampi

"Warna merah hitam memiliki makna berani dan langgeng. Dan makna tersebut mengajarkan bahwa dalam berumah tangga itu harus berani dan langgeng dalam menjalani hidupnya," ungkap Mbah Ning.

Sementara Ketua Adat Kemiren, Suhaimi, mengaku warga Osing beranggapan kasur dianggap sebagai benda yang sangat dekat dengan manusia sehingga wajib dibersihkan agar kotoran yang ada di kasur hilang.

Halaman Selanjutnya
img_title