Seumuleung Raja Daya: Mengungkap Misteri dan Keagungan Tradisi Aceh Jaya yang Abadi

Misteri dan Keagungan Tradisi Abadi Aceh Jaya
Sumber :
  • distori id

Budaya, VIVA Banyuwangi –Aceh, tanah rencong yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan sejuta pesona tradisi yang masih lestari hingga kini.

Mengungkap Kedalaman Musik Tradisional Aceh yang Penuh Magis

Adalah Seumuleung Raja Daya, sebuah ritual unik yang sarat akan makna filosofis, mistis, dan legenda yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Aceh Jaya.

Seumuleung, yang secara harfiah berarti "menyuapi", merupakan tradisi adat yang dilakukan untuk menghormati dan memberkati raja.

Menguak Misteri Tari Turun Kuwih Antara Nikmat, Filosofi, dan Mistis di Tanah Rencong

Ritual ini telah berusia lebih dari 5 abad dan menjadi simbol penting dalam Kesultanan Negeri Daya, Aceh Jaya.

Asal Usul dan Sejarah Seumuleung

Konon, tradisi Seumuleung bermula pada masa pemerintahan Sultan Inayat Syah, pendiri Kerajaan Daya pada tahun 1480 Masehi.

Di Balik Gerakan Sining, Mengungkap Rahasia Kekuatan Mistis Aceh

Sultan Inayat Syah memperkenalkan ritual ini sebagai bentuk penghormatan kepada raja dan simbol persatuan antara pemimpin dan rakyatnya.

Kerajaan Daya sendiri merupakan hasil peleburan dari beberapa kerajaan kecil di wilayah Aceh Jaya, yaitu Kerajaan Keuluang, Lamno, Kuala Unga, dan Kuala Daya.

Seumuleung menjadi perekat penting dalam menyatukan berbagai entitas kerajaan ini di bawah satu panji kekuasaan.

Eksistensi Seumuleung Hingga Kini

Meskipun zaman telah berganti, Seumuleung tetap eksis dan dilestarikan oleh masyarakat Aceh Jaya.

Ritual ini biasanya digelar setiap tahun di Kompleks Makam Poteumeureuhom Daya di Desa Glee Jong, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, bertepatan dengan peringatan berdirinya Kesultanan Negeri Daya.

Tata Cara dan Makna Filosofis Seumuleung

Prosesi Seumuleung diawali dengan pembacaan doa dan zikir, kemudian dilanjutkan dengan penyajian hidangan khas Aceh kepada raja atau pewarisnya.

Hidangan ini disuapkan secara simbolis oleh para dayang atau perempuan yang dituakan sebagai bentuk penghormatan dan pelayanan kepada raja.

Setiap hidangan dalam Seumuleung memiliki makna filosofis tersendiri. Nasi melambangkan kemakmuran, ikan melambangkan keberanian, dan sayur melambangkan kerukunan.

Melalui ritual ini, masyarakat Aceh Jaya berharap raja senantiasa diberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan keberkahan dalam memimpin rakyatnya.

Mitos, Legenda, dan Urban Legend Seumuleung

Seiring waktu, Seumuleung tak hanya menjadi ritual adat, tetapi juga diwarnai dengan berbagai mitos dan legenda.

Beberapa masyarakat percaya bahwa raja yang disuapi dalam Seumuleung akan mendapatkan kekuatan gaib dan umur panjang.

Ada pula urban legend yang menyebutkan bahwa hidangan Seumuleung memiliki khasiat khusus, seperti meningkatkan kesuburan dan menangkal penyakit.

Meskipun belum terbukti secara ilmiah, cerita-cerita ini menambah daya tarik dan misteri Seumuleung.

Seumuleung sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Seumuleung bukan sekadar ritual seremonial, melainkan juga cerminan kearifan lokal Aceh Jaya.

Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai luhur seperti penghormatan kepada pemimpin, persatuan, dan gotong royong.

Pada tahun 2019, Seumuleung ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Penetapan ini menjadi bukti nyata akan pentingnya Seumuleung sebagai identitas budaya Aceh Jaya yang harus dilestarikan.