Kosong Adalah Isi, Isi Adalah Kosong: Apa Maksud Filosofi Dari Biksu Tong Sam Chong Ini?
- inf.news
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Pernahkah Anda merasa bahwa semakin banyak yang Anda miliki, semakin sulit merasa puas? Atau ketika Anda kehilangan sesuatu, justru menemukan kedamaian yang tak terduga? Biksu Tong Sam Chong, tokoh bijak dalam Journey to the West, pernah berkata: 'Kosong adalah isi, isi adalah kosong.' Ungkapan ini mengajarkan kita cara melihat hidup dengan lebih sederhana, tanpa terjebak pada apa yang kita kejar atau miliki.
Apa Makna “Kosong Adalah Isi, Isi Adalah Kosong”?
Ungkapan ini berasal dari ajaran filsafat dan spiritualitas Buddhisme, terutama yang terkait dengan konsep Śūnyatā atau kekosongan. Dalam Buddhisme, kekosongan tidak berarti nihilisme atau ketiadaan mutlak, tetapi pengertian bahwa segala sesuatu dalam dunia ini tidak memiliki esensi tetap. Segala sesuatu adalah hasil dari hubungan sebab-akibat yang saling bergantung.
Misalnya, sebuah cangkir hanya dianggap "berisi" ketika memiliki air, teh, atau kopi di dalamnya. Namun, cangkir itu juga "berisi" udara ketika tampak kosong. Jadi, kekosongan adalah keadaan yang memungkinkan sesuatu untuk diisi. Demikian pula, isi tidak pernah benar-benar memisahkan dirinya dari kosong.
Filosofi dari Perjalanan ke Barat
Serial Journey to the West menggambarkan perjalanan spiritual Biksu Tong Sam Chong beserta murid-muridnya, termasuk Sun Wukong, si Raja Kera yang penuh semangat. Dalam petualangan mereka, banyak sekali pelajaran kehidupan yang diberikan melalui tantangan dan rintangan.
Pernyataan "Kosong adalah isi, isi adalah kosong" sering muncul dalam refleksi mereka saat menghadapi ilusi dunia. Biksu Tong Sam Chong mengajarkan bahwa dalam kehidupan, kita sering terjebak oleh keinginan untuk mengisi segala kekosongan: mengejar kekayaan, jabatan, atau bahkan cinta. Namun, semakin kita mengisi, semakin kita sadar bahwa itu tidak pernah cukup untuk memuaskan hati. Kekosongan adalah kebenaran yang mendasari semua hal.
Kekosongan dalam Kehidupan Modern
Dalam kehidupan sehari-hari, filosofi ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu terikat pada hal-hal duniawi. Misalnya:
- Pekerjaan dan Ambisi: Karier yang sukses memang penting, tetapi apakah kebahagiaan Anda bergantung sepenuhnya pada jabatan dan gaji?
- Hubungan Antar-Manusia: Dalam hubungan, kita sering mencari validasi eksternal untuk mengisi kekosongan batin. Namun, hubungan yang sehat justru lahir dari saling memahami kekosongan masing-masing.
- Materialisme: Banyak orang yang menganggap bahwa kebahagiaan terletak pada memiliki benda-benda tertentu. Tetapi, benda itu hanyalah ilusi dari isi yang sebenarnya kosong.
Mengapa Filosofi Ini Relevan?
Dalam dunia yang penuh dengan informasi, distraksi, dan tekanan, kita sering lupa untuk berhenti dan merenung. Filosofi "kosong adalah isi, isi adalah kosong" mengingatkan kita untuk menjalani hidup dengan kesadaran penuh (mindfulness). Kita diajak untuk menerima kekosongan, memahami ketidakpastian, dan menemukan kedamaian dalam keheningan.
Sebagaimana diajarkan oleh Biksu Tong Sam Chong, kekosongan bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti, melainkan harus diterima. Dalam menerima kekosongan, kita menemukan makna sejati dari kehidupan.
"Kosong adalah isi, isi adalah kosong." Hidup ini tidak selalu tentang apa yang Anda miliki, tetapi bagaimana Anda memahami keberadaan itu sendiri. Sudahkah Anda menemukan kekosongan dalam diri Anda yang sebenarnya penuh makna?