Penyidik Akan Menangkap Paksa Presiden Yoon Setelah Mengabaikan Surat Perintah

Para penyelidik meninggalkan kediaman Presiden Yoon Suk Yeol
Sumber :
  • www.koreantimes.com

Korea Selatan, VIVA Banyuwangi –Pihak berwenang investigasi sedang mempertimbangkan langkah selanjutnya setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengabaikan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) dan polisi, dengan surat perintah yang akan berakhir pada tanggal 6 Januari. 

Angka Kelahiran Korea Meningkat Pertama Kalinya Dalam 9 Tahun Terakhir, Menyaingi Indonesia ?

CIO dan polisi kemungkinan akan melakukan upaya lain untuk mengeksekusi surat perintah penangkapan, namun kemungkinan untuk mengkoordinasikan pemanggilan Presiden Yoon untuk diinterogasi juga sedang dipertimbangkan. 

Tim investigasi gabungan, yang terdiri dari CIO, polisi, dan Unit Investigasi Khusus Markas Besar Investigasi Nasional, kemungkinan akan melakukan setidaknya satu kali upaya lagi sebelum memutuskan tindakan selanjutnya. 

Momen Terakhir Pilot Jeju Air Beredar Luas Di Medsos, Hoax?

Karena kehadiran pendukung Yoon di dekat kediamannya di Hannam-dong pada akhir pekan tanggal 4-5 Januari, maka upaya pada hari kerja pada tanggal 6 Januari dianggap sebagai pilihan yang paling mungkin. Namun, operasi kejutan pada dini hari atau larut malam di akhir pekan tidak dapat dikesampingkan. 

Selama upaya awal, lebih dari 200 anggota Pasukan Pengamanan Presiden (PSS) membentuk rantai manusia yang menghalangi para penyelidik untuk bergerak ke luar lokasi. 

Miris ! Tim Presiden Yoon Mengklaim Imunitas Dari Tuduhan Berpihak Pada Korut

Para pejabat dari CIO telah menyatakan keraguan tentang kelayakan memaksa masuk bahkan jika personel tambahan dikerahkan. 

Seorang jaksa penuntut yang berpengalaman dalam inspeksi fasilitas militer menyoroti kesulitan operasi tersebut, mencatat bahwa senjata yang dibawa oleh petugas keamanan dapat membuat konfrontasi fisik menjadi berbahaya. “Ini bukan hanya masalah menambah jumlah untuk mengalahkan mereka; ini lebih mirip dengan operasi militer,” kata jaksa itu. 

Halaman Selanjutnya
img_title