Penyebab Hidung Tersumbat Sebelah Saat Flu
- www.freepik.com
Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Di musim penghujan, gangguan pernapasan seperti flu, memang jadi salah satu penyakit yang umum dialami. Maka dari itu, selama musim hujan ini, penting bagi kita untuk rutin mengonsumsi makanan dan minuman hangat yang sehat, serta tidak lupa minum vitamin C agar daya tahan tubuh lebih maksimal.
Ngomong-ngomong soal flu, kamu pasti sering mengalami kondisi di mana hidungmu tersumbat tapi hanya di salah satu lubang saja. Pernahkah kamu berpikir soal apa sih penyebab hidung tersumbat tapi hanya di salah satu lubang saja? Kenapa harus tersumbatnya di sebelah kanan atau kenapa harus tersumbatnya di sebelah kiri?
Karena ternyata, ada penjelasan ilmiah yang bisa menjawab pertanyaan ini. Melansir dari situs Cleveland Clinic, sebetulnya perbedaan di antara tersumbatnya lubang hidung kanan dan kiri secara umum hampir tidak ada bedanya. Kecuali pada kondisi tertentu. Seperti:
Septum Deviasi
Penyebab hidung tersumbat sebelah yang pertama adalah karena adanya septum deviasi. Septum deviasi adalah persoalan struktural hidung. Di mana tulang rawan atau tulang yang memisahkan kedua lubang hidung, berada dalam kondisi bengkok. Alias tidak berada di tengah (asimetris).
Kondisi ini, sangat memengaruhi sistem pernapasan seseorang. Termasuk ketika ia terserang flu, bisa dipastikan bahwa lubang hidung yang tersumbat hanya salah satu saja. Entah yang sebelah kanan atau kiri. Tergantung pada arah tulang rawan tersebut, lebih cenderung miring ke mana.
Infeksi Sinus (Sinusitis)
Penyebab hidung tersumbat sebelah yang kedua adalah karena adanya infeksi sinus atau sinusitis. Ketika seseorang mengalami infeksi sinus, maka area sinus tersebut akan mengalami peradangan dan penumpukan lendir. Peradangan dan penumpukan lendir ini, bisa menyebabkan penyumbatan unilateral.
Jika satu sinus lebih terpengaruh daripada sinus yang satunya (misalnya sinus maksilaris di satu sisi), maka penyumbatan hanya akan terjadi di salah satu lubang saja.
Polip
Penyebab hidung tersumbat sebelah yang ketiga adalah karena di salah satu lubang hidung terdapat polip. Polip sendiri adalah pertumbuhan daging yang sifatnya non-kanker, di area hidung. Ketika polip mengalami peradangan kronis, maka ukurannya juga akan semakin besar.
Semakin besar ukuran polip, maka saluran udara yang seharusnya masuk ke dalam hidung juga akan terhambat. Jika saluran udara terhambat, maka kadar oksigen yang masuk ke dalam tubuh juga akan berkurang karena penderitanya tidak bisa bernapas dengan maksimal.
Kondisi ini akan semakin parah jika orang tersebut mengalami flu. Secara otomatis salah satu lubang pasti tidak akan berfungsi.
Alergi
Penyebab hidung tersumbat sebelah yang keempat adalah karena alergi. Mulai dari debu, serbuk bunga, bulu hewan, atau faktor lingkungan lainnya yang bisa menyebabkan peradangan pada saluran hidung, hingga membuatnya tersumbat.
Reaksi alergi ini, terkadang menyebabkan hidung tersumbat di salah satu lubang saja. Terutama jika paparan penyebab alergi terjadi di salah satu lubang saja. Misalnya kamu alergi terhadap debu.
Lalu saat tidur di kasur, kamu miring ke sebelah kanan. Jika kamu belum mengganti sarung bantal yang kamu pakai, maka saat bangun di pagi hari besar kemungkinannya kamu akan mengalami reaksi alergi tapi di lubang hidung sebelah kanan saja.
Siklus Hidung
Penyebab hidung tersumbat sebelah yang terakhir adalah karena siklus hidung. Normalnya, kedua lubang hidung memang sama-sama berisiko mengalami penyumbatan. Penyumbatan ini, biasanya terjadi secara bergantian setiap beberapa jam.
Misalnya di awal penyumbatan di sebelah kanan. Tapi nanti beberapa jam kemudian pindah ke sebelah kiri. Proses ini bisa terjadi karena faktor fisiologis normal yang terjadi di dalam hidung, akibat sistem saraf otonom.
Otonom adalah sistem saraf yang berfungsi untuk mengontrol aktivitas tubuh secara otomatis. Misalnya tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, sampai aktivitas-aktivitas lain termasuk bernapas.
Ketika kita mengalami flu, maka sistem saraf otonom akan bekerja sesuai fungsinya. Ia akan menyesuaikan fungsi kerja kedua lubang hidung supaya penderitanya bisa tetap mendapatkan kadar oksigen yang cukup.