Olahan Minuman Berbahan Aloe Vera dengan Pemanis Alami
- Dok. Alan Effendi/VIVA Banyuwangi
Gunung Kidul, VIVA Banyuwangi – Bagi penderita kolesterol,diabetes dan kencing manis, mengkonsumsi olahan makanan bercita rasa manis adalah hal yang tidak mungkin dilakukan. Namun olahan yang satu ini, justru aman bagi penderita kolesterol dan kencing manis. Apa itu?
Aloe Vera bukanlah hal yang baru dalam dunia kesehatan. Tumbuhan yang satu ini sudah dikenal sangat baik untuk kesehatan terutama tentang kecantikan.
Ditangan dingin Alan Effendi, aloe vera justru diubah menjadi minuman yang diyakini menyehatkan karena tidak ada penggunaan bahan kimia dalam olahan tersebut.
"Budidaya tanaman aloe vera yang saya kembangkan ternyata mampu saya ubah menjadi sebuah produk minuman yang menyehatkan," kata Alan.
Tumbuhan Aloe Vera yang dikenal baik untuk kesehatan
- Dok. Alan Effendi/VIVA Banyuwangi
Klaim tersebut bukan tidak beralasan, Alan tidak menggunakan bahan apapun selain bahan dari alami yang diolah secara higienis.
"Dimana produk tersebut merupakan minuman kesehatan yang menggunakan pemanis produk alami dari daun stevia," jelas Alan pada Banyuwangi.viva.co.id.
Alan meyakini, minuman yang diproduksinya aman untuk penderita diabetes, kencing manis ataupun penderita kolesterol.
"Dari usaha tersebut, saya juga bisa memberdayakan masyarakat sekitar di lingkungan desa yang awalnya ibu-ibu ini hanya bekerja serabutan petani," ungkap Alan.
Alan Effendi berikan Edukasi Manfaat Tumbuhan Aloe Vera Bagi Kesehatan
- Dok. Alan Effendi/VIVA Banyuwangi
Kini petani-petani tersebut menjadi mitra dan binaan dari usaha yang dimiliki Alan. Hal tersebut secara tidak langsung ikut memperbaiki perekonomian warga sekitar.
"Dan juga ada beberapa petani yang menjadi karyawan saya untuk membantu kegiatan produksi usaha minuman saya tersebut," kata Alan.
Alan menambahkan, saat ini sudah ada 102 petani mitra yang secara rutin mampu menyuplai bahan baku aloe vera ke perusahaan yang dimiliki Alan.
"Hal tersebut akhirnya mampu memberikan motivasi pada masyarakat yang tidak bisa bertani kemudian belajar bertani," ungkap Alan.
Sebelumnya, warga sekitar hanya bisa pasrah saat memasuki musim kemarau karena tanah pertanian kekurangan pasokan air hingga tandus dan kering.
