Bahaya Stres dan Kelelahan Bekerja, Dampaknya Serius bagi Kesehatan Mental dan Fisik, Gen Z Wajib Paham

Ilustrasi orang stres dan kelelahan saat bekerja
Sumber :
  • www.unplash.com

Gaya Hidup, VIVA BanyuwangiStres dan kelelahan akibat pekerjaan menjadi permasalahan yang kian sering ditemui di kalangan pekerja, terutama di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada produktivitas, tetapi juga kesehatan mental dan fisik seseorang. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah memberikan peringatan serius terkait masalah ini, mengingat sekitar 20% pekerja di kawasan Asia Tenggara melaporkan mengalami gangguan akibat tekanan kerja yang berlebihan.

Stres Kerja, Masalah yang Tak Bisa Diabaikan

Salmon Budidaya: Risiko Kesehatan dan Dampak Lingkungan yang Perlu Diketahui

Stres di tempat kerja sering kali muncul akibat tekanan untuk memenuhi target, lingkungan kerja yang kurang kondusif, hingga beban kerja yang berlebihan. Menurut laporan yang dikutip dari tvOnenews, stres kerja dapat berujung pada gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, hingga burnout, sebuah kondisi kelelahan emosional yang serius.

Tidak hanya itu, stres yang dibiarkan tanpa penanganan dapat memengaruhi kondisi fisik pekerja, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan tidur, hingga penurunan daya tahan tubuh.

Dampak Serius pada Generasi Muda

Hindari Membuang Bahan-Bahan Ini ke Wastafel Saat Mencuci Piring

Generasi muda, terutama Gen Z, menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap tekanan kerja. Lingkungan kerja yang kompetitif, ditambah dengan ekspektasi yang tinggi, sering kali membuat mereka merasa kewalahan. Menurut data dari tvOnenews, banyak pekerja muda yang belum memahami pentingnya menjaga kesehatan mental di tempat kerja.

Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berdampak pada karier jangka panjang serta kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, edukasi tentang kesehatan mental dan pentingnya menjaga keseimbangan kerja-hidup (work-life balance) menjadi hal yang sangat krusial.

Peringatan dari Kemnaker

Kurangi Konsumsi Enam Makanan Putih Setelah Usia 40 Tahun untuk Kesehatan yang Optimal

Kementerian Ketenagakerjaan RI telah memperingatkan para perusahaan untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental karyawan. Kemnaker mendorong penerapan kebijakan yang mendukung kesejahteraan pekerja, seperti menyediakan waktu istirahat yang memadai, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, serta mempromosikan program kesehatan mental di tempat kerja.

Pentingnya intervensi dari perusahaan tidak bisa dianggap remeh, mengingat beban kerja yang terus meningkat sering kali menjadi penyebab utama gangguan kesehatan mental di kalangan pekerja.

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja

Bagi para pekerja, menjaga kesehatan mental di tempat kerja adalah langkah penting untuk mencegah stres berlebihan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:

  1. Tetapkan Prioritas
     Buat daftar tugas yang harus diselesaikan berdasarkan tingkat urgensi. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan atasan jika merasa beban kerja terlalu berat.

  2. Jaga Pola Hidup Sehat
     Pola makan bergizi, olahraga teratur, dan tidur cukup dapat membantu mengurangi tingkat stres.

  3. Ambil Waktu untuk Istirahat
     Jangan abaikan waktu istirahat, terutama di tengah tekanan pekerjaan yang tinggi. Manfaatkan waktu istirahat untuk relaksasi atau melakukan aktivitas yang menyenangkan.

  4. Bangun Dukungan Sosial
     Berbicara dengan rekan kerja, keluarga, atau teman dapat membantu mengurangi beban pikiran. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan. 

Stres dan kelelahan akibat pekerjaan adalah masalah serius yang harus mendapatkan perhatian lebih, baik dari pekerja maupun perusahaan. Dengan menerapkan kebijakan yang mendukung kesejahteraan mental, serta menjaga keseimbangan kerja-hidup, risiko gangguan kesehatan mental dapat diminimalkan.

Masyarakat diimbau untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas hidup. Karena pada akhirnya, produktivitas tidak akan optimal jika kesehatan mental terabaikan.