Rokok Tembakau vs Rokok Elektrik: Mana yang Lebih Berbahaya?
- https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/quit-smoking-tobacco/is-vaping-safer-than-smoking
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Baru-baru ini, pernyataan artis Ariel Tatum menjadi sorotan publik setelah ia mengungkapkan preferensinya terhadap rokok tembakau dan menolak penggunaan vape atau rokok elektrik. Dalam sebuah podcast, Ariel menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mencoba vape atau rokok elektrik, dan lebih memilih rokok kretek tradisional. Ia bahkan menyatakan, "Jangan hina aku dengan vape dan rokok elektrik."
Pernyataan ini memicu perdebatan mengenai mana yang lebih berbahaya antara rokok tembakau dan rokok elektrik. Rokok tembakau dan rokok elektrik (vape) sering dibandingkan terkait dampaknya terhadap kesehatan. Kedua produk ini mengandung nikotin yang menyebabkan kecanduan, tetapi memiliki perbedaan signifikan dalam komposisi dan efeknya pada tubuh.
Persamaan Rokok Tembakau dan Rokok Elektrik
Baik rokok tembakau maupun rokok elektrik mengandung nikotin, yang dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu gangguan kardiovaskular. Selain itu, kedua jenis rokok ini mengandung zat berbahaya yang berisiko merusak paru-paru dan organ lainnya.
Perbedaan Kandungan Zat Berbahaya
Rokok tembakau menghasilkan asap yang mengandung tar, karbon monoksida, dan zat karsinogenik lainnya. Sementara itu, rokok elektrik menghasilkan aerosol yang mengandung formaldehida, asetaldehida, serta logam berat seperti nikel dan timbal. Meskipun jumlah zat beracun pada rokok elektrik lebih sedikit, beberapa di antaranya tetap berisiko bagi kesehatan.
Dampak bagi Perokok Pasif
Asap rokok tembakau terbukti berbahaya bagi perokok pasif, meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker paru-paru. Sementara itu, meskipun uap rokok elektrik dianggap lebih ringan, penelitian menunjukkan bahwa uap ini tetap mengandung zat beracun yang dapat berdampak negatif pada orang di sekitarnya.
Mana yang Lebih Berbahaya?
Penelitian menunjukkan bahwa rokok tembakau memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan rokok elektrik. Asapnya mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan stroke. Sementara itu, meskipun rokok elektrik mungkin lebih rendah risikonya, penggunaannya tetap berpotensi menimbulkan penyakit paru-paru akut seperti EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use-Associated Lung Injury).
Karena efek jangka panjang rokok elektrik masih belum sepenuhnya dipahami, pilihan terbaik untuk kesehatan adalah berhenti merokok sepenuhnya dan menghindari produk nikotin dalam bentuk apa pun.