Tak Lekang oleh Waktu: 5 Rekomendasi Film Lawas Indonesia yang Masih Relevan dan Seru Ditonton

Poster Film the raid
Sumber :
  • IMDb

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi – Perkembangan industri perfilman modern menghadirkan arus produksi karya-karya baru yang terus mengalir. Namun, di tengah gempuran tersebut, sejumlah film lawas Indonesia terbukti memiliki kualitas penceritaan, nilai artistik, dan relevansi tematik yang mampu melintasi zaman. Menyaksikan kembali film Indonesia klasik tidak hanya menawarkan nostalgia, tetapi juga memberikan perspektif berharga mengenai sejarah sinema Indonesia, perkembangan sosial budaya masyarakat, serta apresiasi terhadap karya-karya yang menjadi tonggak penting dalam industri perfilman nasional. Bagi Anda yang tertarik menjelajahi warisan sinematik Indonesia atau sekadar mencari tontonan berkualitas yang berbeda, berikut adalah lima rekomendasi film Indonesia lama yang dinilai masih relevan dan seru ditonton hingga saat ini.

1. Tiga Dara (1956): Musikal Klasik Penuh Pesona Tiga Saudari Mencari Jodoh

Punya Banyak Stock Makanan Lebaran? Begini Cara Penyimpanan yang Tepat

Disutradarai oleh maestro Usmar Ismail, Tiga Dara merupakan salah satu karya puncak perfilman Indonesia era 1950-an dan film musikal berwarna pertama yang meraih popularitas luas. Film ini mengisahkan dinamika kehidupan tiga orang kakak beradik—Nunung, Nana, dan Nenny—yang tinggal bersama nenek mereka di Jakarta dan didorong untuk segera menemukan pasangan hidup. Dengan dialog yang cerdas, akting natural para pemainnya (terutama Chitra Dewi, Mieke Wijaya, dan Indriati Iskak), serta lagu-lagu ikonik karya Saiful Bahri, film ini menyajikan potret kehidupan urban pada masanya dengan sentuhan komedi dan drama keluarga yang ringan namun tetap berkesan. Ketersediaan versi restorasi memungkinkan penonton modern untuk menikmati pesonanya secara optimal.

2. Badai Pasti Berlalu (1977): Drama Romantis Ikonik dengan Musik Tak Terlupakan

Diadaptasi dari novel populer berjudul sama karya Marga T dan disutradarai oleh Teguh Karya, Badai Pasti Berlalu menjadi sebuah fenomena budaya pada era 1970-an. Film ini mengisahkan perjalanan emosional Siska (Christine Hakim) yang patah hati dan kemudian terlibat dalam hubungan kompleks dengan dua pria, Leo (Roy Marten) dan Helmi (Slamet Rahardjo Djarot). Kekuatan film ini tidak hanya terletak pada penampilan prima para aktornya dan penyutradaraan Teguh Karya yang detail, tetapi juga pada tata musik legendaris yang digarap oleh Eros Djarot dan dinyanyikan oleh Chrisye, yang albumnya menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa di Indonesia. Tema cinta, kehilangan, manipulasi, dan ketahanan membuat drama ini tetap relevan.

3. Naga Bonar (1987): Satire Cerdas dan Menghibur tentang Perjuangan Kemerdekaan

Gunakan 3 Bahan Ini untuk Singkirkan Noda Makanan dari Sofa Kain

Film arahan Asrul Sani ini menampilkan performa tak terlupakan dari Deddy Mizwar sebagai Naga Bonar, seorang mantan copet yang menjadi jenderal dadakan pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda di Sumatera Utara. Naga Bonar berhasil memadukan unsur komedi yang segar melalui kepolosan dan keluguan karakternya, dengan satire sosial-politik yang cerdas mengenai situasi perang dan mentalitas masyarakat pada masa itu, tanpa kehilangan semangat patriotisme. Dialog-dialognya yang ikonik dan kritik sosialnya yang halus menjadikan film ini tetap menghibur dan memiliki kedalaman makna hingga kini.

Halaman Selanjutnya
img_title