7 Adegan Epic Naruto yang Dieliminasi, Cek Detailnya!

Ilustrasi naruto
Sumber :
  • Istimewa/ VIVA Banyuwangi

Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Meskipun Naruto telah menjadi anime paling populer di dunia, perjalanannya menuju kesuksesan tak lepas dari berbagai rintangan penyensoran yang harus dihadapi di berbagai negara seperti yang dikutip dari laman gadget.viva.co.id.

Wangi yang Mencerminkan Diri: Tips Memilih Parfum Sesuai Kepribadian untuk Aroma yang Makin Percaya Diri

Karya epik dari Masashi Kishimoto ini telah mengukir namanya di hati para penggemar di seluruh dunia, menunjukkan daya tariknya yang mendunia.

Namun, untuk memastikan bahwa petualangan Naruto dapat dinikmati oleh semua orang, anime ini harus melewati proses adaptasi dan penyensoran di berbagai negara.

Menguasai Waktu: Strategi Mengatur Waktu dengan Cerdas untuk Meningkatkan Produktivitas

Aturan yang berbeda-beda di setiap negara mendorong anime ini untuk mengalami penyesuaian demi kelancaran penayangannya.

Mari kita telusuri beberapa adegan yang telah menjadi sorotan penyensoran di berbagai negara dalam cerita Naruto:

Tampil Memukau: Panduan Memilih Aksesori yang Tepat untuk Meningkatkan Penampilan Anda

1. Adegan Merokok

Di Jepang, merokok mungkin bukan hal yang diawasi secara ketat.

Namun, dalam anime seperti Naruto, kebiasaan merokok Asuma menjadi sorotan perbedaan aturan di berbagai belahan dunia.

Di beberapa negara, adegan Asuma merokok mengalami penyensoran, bahkan adegan di mana Asuma menyalakan rokoknya di mulutnya kadang-kadang dihilangkan sepenuhnya.

Kematian Asuma oleh Hidan memicu respons dramatis dari muridnya, Shikamaru, yang mengadopsi kebiasaan merokok sebagai bentuk mengatasi kesedihan dan menghadapi Hidan.

Ironisnya, adegan Shikamaru merokok ini juga harus menghadapi penyensoran di berbagai negara.

2. Tragedi Klan Uchiha

Pembantaian klan Uchiha yang dilakukan oleh Itachi merupakan babak kelam dalam narasi epik Naruto.

Dalam versi aslinya, momen tragis pembantaian klan Uchiha oleh tangan Itachi ditampilkan dengan kekerasan yang luar biasa.

Namun, ketika tayangan ini disensor untuk berbagai negara, adegan dengan mayat korban Itachi dihapus.

3. Pedang Zabuza yang Hilang

Jerman terkenal dengan kebijakan penyensoran medianya yang ketat, terutama untuk karya seni dari luar negeri.

Dalam versi bahasa Jerman dari anime Naruto, lembaga sensor negara harus berurusan dengan tugas yang cukup sulit: menghilangkan gambar pedang dalam pertarungan epik antara Tim 7 dan Zabuza.

Kubikiribouchou, pedang besar yang menjadi senjata andalan Zabuza, harus mengalami proses penyensoran digital yang membuatnya lenyap dari layar.

4. Menghapus Darah dari Momen Mimisan

Dalam dunia anime shonen, adegan mimisan seringkali menjadi elemen komedi yang menarik.

Namun, di beberapa negara di luar Jepang, hal ini dianggap sebagai isu serius.

Naruto, sebagai contoh, memiliki beberapa momen dan karakter yang menampilkan adegan mimisan yang menjadi sorotan.

5. Menghilangkan Unsur Jepang

Di luar Jepang, terdapat dua pendekatan umum untuk menghadapi perubahan bahasa atau lokalitas dari bahasa Jepang.

Pertama, mereka memilih untuk sepenuhnya menghilangkan unsur-unsur yang terkait dengan bahasa Jepang atau budayanya, menggantinya dengan bahasa Inggris.

Kedua, mereka memilih untuk tetap mempertahankan referensi dari Jepang, termasuk penggunaan kata-kata asli.

6. Kancho yang Hilang

'Kancho' adalah tindakan kekanak-kanakan yang seringkali dilakukan oleh anak-anak di Jepang.

Gerakan ini melibatkan menyatukan kedua tangan membentuk senjata, dengan dua telunjuk yang digunakan untuk menyerang bagian belakang seseorang, biasanya di area bokong, sambil berseru, "Kancho!"

Dalam petualangan awal Naruto, Kakashi menerapkan kejenakaan ini terhadap Naruto saat menguji kekompakan Team 7 dalam misi pertama mereka.

Sayangnya, dalam versi bahasa Inggris, kesenangan ini dihapuskan dan digantikan dengan reaksi terkejut dari Naruto.

7. Naruto Menusuk Dirinya Sendiri

Adegan epik dalam anime Naruto menjadi korban penyensoran di berbagai negara.

Di episode keenam, ketika Naruto terkena racun dan dipaksa untuk mencari perawatan, dia menolak untuk meninggalkan medan pertempuran.

Keputusan nekat ini terwujud saat Naruto memilih untuk menusuk lengannya sendiri, membebaskan darah beracun.

Namun, adegan dramatis ini harus dihapus sepenuhnya di berbagai negara.

Penyensoran dalam media, termasuk anime, menjadi keharusan, terutama jika tujuannya adalah tayangan di luar Jepang.

Naruto, sebagai anime yang merangkum perjalanan epik, tidak terhindar dari berbagai adegan yang harus disensor agar sesuai dengan aturan yang berlaku di negara-negara penayangnya.