Jadah Lemang: Kelezatan yang Menyimpan Sejuta Cerita di Aceh

Jadah Lemang: Kelezatan yang Menyimpan Sejuta Cerita di Aceh
Sumber :
  • visit aceh indonesia

Kuliner, VIVA BanyuwangiJadah lemang, kuliner khas Aceh yang memadukan ketan dan santan, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Serambi Mekah.

"Keu-eung" yang Menggoda Selera, Menyelami Kuah Asam Khas Aceh yang Kaya Rasa dan Sejarah

Kelezatannya yang gurih dan legit mampu memikat siapa pun yang mencicipinya.

Namun, di balik cita rasa yang menggugah selera, tersimpan sejarah panjang, urban legend, mitos, serta ritual masyarakat yang menjadikan jadah lemang lebih dari sekadar makanan.

Keumamah, Antara Aroma Khas dan Bisikan Gaib di Tanah Rencong

Mari kita telusuri lebih dalam pesona jadah lemang yang kaya akan budaya ini.

Sejarah yang Mengakar Kuat

Konon, keberadaan jadah lemang di Aceh telah ada sejak zaman kerajaan.

Rujak Aceh: Lebih dari Sekedar Rasa, Mengungkap Jejak Sejarah, Mitos, dan Tradisi di Balik Sensasi

Beberapa sejarawan berpendapat bahwa lemang merupakan makanan yang diperkenalkan oleh pedagang dari Minangkabau yang datang ke Aceh pada masa lalu.

Namun, ada pula yang meyakini bahwa lemang sudah ada sejak zaman pra-Islam, sebagai hidangan dalam upacara adat masyarakat Aceh.

Seiring waktu, lemang beradaptasi dengan budaya lokal dan disajikan bersama jadah, kue berbahan dasar ketan yang dihaluskan.

Kelezatan yang Tak Lekang oleh Waktu

Pada dasarnya, lemang dibuat dari beras ketan dan santan yang dimasak dalam bambu muda yang dilapisi daun pisang.

Proses memasaknya pun terbilang unik, yaitu dengan membakar bambu di atas bara api hingga matang.

Sementara itu, jadah dibuat dengan cara mengukus adonan tepung ketan.

Perpaduan lemang yang gurih dan jadah yang kenyal menciptakan harmoni rasa yang sulit ditolak.

Tak heran, jadah lemang menjadi primadona dalam berbagai acara, mulai dari hari raya, kenduri, hingga acara adat.

Urban Legend dan Mitos yang Menyelimuti

Seperti halnya makanan tradisional lainnya, jadah lemang juga dihiasi dengan berbagai urban legend dan mitos.

Adalah cerita tentang seorang putri kerajaan yang jatuh cinta pada seorang pemuda dari kalangan rakyat biasa.

Karena cinta mereka ditentang, sang putri pun melarikan diri ke hutan dan hidup bersama sang pemuda.

Di sana, mereka bertahan hidup dengan menanam padi dan membuat lemang.

Kisah ini mengajarkan tentang kesetiaan dan kegigihan dalam mempertahankan cinta.

Selain itu, ada pula mitos yang mengatakan bahwa lemang yang dimasak dengan benar akan mengeluarkan bunyi "pletuk" saat dikeluarkan dari bambu.

Bunyi ini dipercaya sebagai pertanda bahwa lemang tersebut lezat dan berhasil dimasak.

Mistis dan Ritual yang Melengkapi

Di beberapa daerah di Aceh, terdapat ritual khusus yang dilakukan sebelum membuat lemang.

Misalnya, di Aceh Besar, masyarakat melakukan doa bersama dan meminta keselamatan sebelum memulai proses pembuatan lemang.

Hal ini menunjukkan bahwa lemang bukan hanya dipandang sebagai makanan, tetapi juga memiliki nilai sakral bagi masyarakat Aceh.

Lokasi dan Tradisi yang Masih Lestari

Meskipun zaman terus berkembang, tradisi membuat dan menikmati jadah lemang masih lestari di berbagai daerah di Aceh.

Lokasi yang terkenal dengan jadah lemang adalah kawasan Lembah Seulawah, Aceh Besar.

Di sini, Anda dapat menemukan banyak penjual lemang tradisional yang menawarkan cita rasa autentik.

Selain itu, jadah lemang juga mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional dan warung-warung makan di seluruh Aceh.

Pada momen-momen tertentu, seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, masyarakat Aceh memiliki tradisi unik yang disebut "meugang".

Pada tradisi ini, masyarakat akan berbondong-bondong membeli daging dan membuat berbagai hidangan lezat, termasuk jadah lemang.

Momen meugang menjadi simbol kebersamaan dan sukacita bagi masyarakat Aceh.

Informasi Lengkap untuk Penikmat Kuliner

Bagi Anda yang ingin mencicipi kele zatan jadah lemang, Anda dapat mengunjungi Aceh dan mencari penjual lemang tradisional.

Biasanya, jadah lemang disajikan dengan berbagai lauk pauk, seperti rendang, opor ayam, dan serundeng.

Harga jadah lemang pun terjangkau, mulai dari Rp 5.000 per porsi.

Selain menikmati jadah lemang di tempat, Anda juga dapat membawanya sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat.

Namun, perlu diingat bahwa lemang memiliki daya tahan yang relatif singkat, yaitu sekitar 2-3 hari.

Oleh karena itu, pastikan Anda menyimpannya dengan baik agar tetap lezat dan tidak cepat basi.

Sebagai kuliner yang kaya akan sejarah dan budaya, jadah lemang merupakan aset berharga yang patut dilestarikan.

Mari kita jaga dan wariskan kele zatan jadah lemang kepada generasi mendatang agar mereka dapat terus menikmati pesona kuliner khas Aceh ini.