Pesona Kuliner Tradisional Tanjung Balai: Warisan Rasa yang Tak Lekang oleh Waktu

Pesona Kuliner Tradisional Tanjung Balai: Warisan Rasa
Sumber :
  • biayahargain

3. Kudapan dan Camilan Khas yang Mendunia

Mengungkap Keajaiban Festival Mejuah-Juah: Budaya, Mitos, dan Keindahan Tradisi Karo di Medan

Tak hanya makanan berat, Kota Tanjung Balai juga memiliki kudapan dan camilan khas yang banyak diminati, baik oleh warga lokal maupun wisatawan. Salah satunya adalah keripik pisang dengan varian rasa yang menarik, seperti rasa pedas manis dan rasa keju yang tengah populer di kalangan milenial. Camilan ini memiliki tekstur renyah dan cocok dijadikan oleh-oleh khas bagi wisatawan.

Di samping itu, ada juga camilan kacang tojin dan emping melinjo, yang menjadi favorit banyak orang. Kacang tojin yang digoreng dengan bawang putih memberikan rasa gurih yang khas, sedangkan emping melinjo yang dibuat dari biji melinjo pilihan memberikan rasa pahit yang khas namun disukai banyak orang.

4. Minuman Tradisional yang Menyegarkan dan Bermanfaat bagi Kesehatan

Menggali Tradisi Mangokkal Holi: Ritual Pengangkatan Tulang yang Sarat Makna dan Filosofi di Medan

Selain makanan, minuman tradisional juga memegang peran penting dalam kekayaan kuliner Kota Tanjung Balai. Salah satu minuman populer adalah teh tarik yang diolah dengan cara tradisional, menghasilkan rasa lembut dengan sedikit rasa pahit khas teh. Teh tarik sering disajikan saat acara kumpul-kumpul atau sekadar menemani obrolan sore.

Minuman tradisional lainnya yang tak kalah populer adalah es timun serut, yang terbuat dari timun, gula, dan air jeruk nipis, menjadikan minuman ini segar dan kaya manfaat. Tidak hanya sekadar menyegarkan, minuman ini juga diyakini bermanfaat untuk kesehatan karena kandungan air dan vitaminnya yang tinggi. “Es timun serut ini memang selalu dicari, apalagi saat musim panas,” ujar Rahma, seorang pedagang minuman tradisional.

5. Strategi Pelestarian dan Tantangan di Era Modern

Halaman Selanjutnya
img_title
Tari Tanduk Medan: Ritual Mistis yang Menari di Antara Masa Lalu dan Masa Kini