Petani Semangka Banyuwangi Tuai Berkah di Tengah Musim Kekeringan

Umi Kulsum (42), salah satu pedagang semangka musiman
Sumber :
  • Litalia Putri / VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Musim kemarau yang panjang dampak dari fenomena alam El Nino justru membawa berkah bagi petani semangka di Dusun Palurejo, Desa Sumbersewu, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Pasalnya, hasil panen buah semangka musim ini meningkat.

Jamaluddin, Anak Petani Penggerak Literasi di Kaki Gunung Bawakaraeng

Salah satu petani sekaligus pedagang musiman di Palurejo, Umi Kulsum (42), menyebut kualitas semangka hasil panen musim kemarau juga lebih baik dibanding saat penghujan. “Buahnya lebih manis dan segar,” katanya saat ditemui Banyuwangi.viva.co.id, Minggu (13/8).

Selain dari segi kualitas, hasil panen semangka musim ini juga lebih berlimpah. Bahkan, kata Umi, pengiriman semangka saat ini tembus hingga ke pasaran Jakarta. 

Antisipasi Kekeringan, Pemkab Banyuwangi Terus Distribusikan Air Bersih

Melimpahnya hasil panen juga diiringi dengan harga jual buah semangka yang masih relatif tinggi. Saat ini, Umi mengaku harga buah semangka dari petani bertahan di kisaran Rp 7.000 per kilogram. 

“Harga cenderung stabil sejak Mei lalu,” tambah Umi.

Pengeringan Sungai DI Bajulmati Hingga 15 November 2024, Petani: Semoga Tidak Meleset

Meski demikian, harga semangka kemungkinan akan mengalami penurunan dalam beberapa waktu ke depan. Menurut Umi, hal tersebut wajar terjadi, mengingat daerah lain saat ini juga mulai memasuki musim panen.

Untuk menyiasatinya, petani buah di Palurejo biasanya menanam semangka dan melon pada waktu yang bersamaan. “Ya kalau semangka turun, masih ada (keuntungan) dari melon,” pungkasnya.