Ketegangan di Tretes: Penolakan Warga terhadap Operasi Penertiban PSK Berujung Ricuh
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Pada Sabtu dini hari, sebuah operasi penertiban pekerja seks komersial (PSK) di Tretes, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, berakhir dengan ketegangan antara petugas dan warga setempat. Insiden ini menarik perhatian publik dan menjadi viral di media sosial, mencerminkan kompleksitas masalah sosial yang ada di masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan membahas detail kejadian tersebut, reaksi warga, serta implikasi dari operasi penertiban yang dilakukan.
Ketegangan yang Memuncak
Dalam sebuah video amatir yang beredar, terlihat momen-momen menegangkan saat petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan POMDAM 5 Brawijaya melakukan razia. Operasi ini berlangsung di Kelurahan Prigen, Kecamatan Prigen, namun dihadang oleh warga yang berteriak meminta agar enam PSK yang sudah diangkut dalam kendaraan petugas segera dibebaskan.
Warga berusaha menghalangi kendaraan petugas, yang memicu ketegangan di lokasi. Dalam situasi tersebut, salah satu petugas mengeluarkan tembakan peringatan ke udara sebagai upaya untuk mengendalikan situasi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun ketegangan tersebut menyita perhatian banyak orang, terutama setelah video tersebut viral di Instagram.
Kekecewaan Warga
Menurut pengakuan warga setempat, insiden ini merupakan akumulasi dari kekecewaan terhadap cara penertiban yang dilakukan. Mereka menilai bahwa petugas hanya fokus pada operasi tanpa mencari solusi yang lebih mendasar terhadap permasalahan sosial yang ada. "Kejadian ini bukan hanya soal razia, tetapi juga refleksi dari ketidakpuasan masyarakat terhadap penanganan masalah PSK yang dianggap tidak manusiawi," ungkap Pak Ateng, salah satu warga setempat.
M Adim, warga lainnya, menambahkan, "Saya tahu informasi ini dari ponsel. Warga merasa bahwa tindakan petugas terlalu kasar, terutama terhadap mucikari dan PSK."